TANJUNG REDEB – Lestarikan makanan khas Kabupaten Berau, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau gelar lomba ancur paddas dan puncak rasul di Gedung Olahraga (GOR) Jalan Pemuda, Tanjung Redeb, Selasa (17/9).
Lomba yang turut dalam rangkaian hari jadi ke-66 Kabupaten Berau dan ke-209 Tanjung Redeb, itu berlangsung meriah. Bahkan, Bupati Berau Muharram turut membaur dalam kegiatan tersebut. Mulai dari melihat berbagai kreasi para peserta, hingga sesekali mencicipinya.
“Masakan seperti ini yang harus dilestarikan, ini merupakan kekayaan khas Berau. Ke depan ini bisa menjadi salah satu tujuan wisata kuliner di Berau,” kata Muharram sambil berkeliling.
Di tempat yang sama, Kepala Disbudpar Berau, Masrani menjelaskan, ancur paddas merupakan makanan yang dibuat rempah-rempah sebagaimana ciri khas makanan tradisional Indonesia. Biasanya, ancur paddas disajikan masyarakat terdahulu dalam sebuah upacara atau selamatan seperti naik ayun dan lainnya.
“Makanan ini sangat nikmat jika disantap dalam keadaan masih panas,” terangnya.
Sedangkan puncak rasul yang berbahan dasar ketan merupakan menu wajib untuk dihidangkan pada berbagai acara keagamaan pada zaman kerajaan dulu. Berbahan dasar ketan menjadikan perbedaan makanan satu ini dengan tupeng yang dibuat beras.
Ciri khas lain pada puncak rasul ialah sebutir telur ayam kampung di atasnya, yang dimaknai sebagai jabatan manusia tertinggi yakni Nabi Muhammad SAW. Sementara warna kuning kue puncak rasul diartikan sebagai simbol keluarga kerajaan Berau. Sedangkan warna merah adalah para pengabdi kerajaan seperti menteri dan pengawal kerajaan yang siap mengayomi masyarakat dan warna putih sebagai simbol kerukunan dalam masyarakat di lingkungan kerajaan.
“Puncak rasul disimbolkan sebagai perekat seluruh filosofi kehidupan tersebut agar warga rukun dalam bermasyarakat dan berkeluarga,” tutupnya. (*/hmd/sam)