Minta Perpanjang

- Kamis, 19 September 2019 | 17:53 WIB

KIRIMAN belum datang. Berarti sudah seminggu. Petugas kargo bilang, belum pasti kapan mulai penerbangan lancar. Saya bisa bersabar karena hanya menunggu. Bagaimana dengan penumpang yang akan ke luar daerah.

Meski tak ada penerbangan, petugas karcis masuk tetap semangat menempati posisinya. Di halaman Bandara Kalimarau, ada beberapa unit kendaraan roda empat terparkir rapi. Juga ada ratusan motor. Itu kendaraan karyawan dan office boy.

Sempat gembira. Pada Selasa malam, di media sosial ditampilkan pesawat ATR-72 milik Wings Air mendarat. Pertanda cuaca sudah membaik. Pilotnya pasti punya jam terbang tinggi, berhasil menembus langit yang masih dikurung asap.

Terbayang akan kargo. Juga terbayang keesokan harinya armada lainnya mulai terbang kembali. Karena, pukul 10.00 Wita, kemarin (18/9), saya mencoba ke gudang kardo. Pesawat Wings Air yang mendarat semalam tidak membawa kargo. Kargo saya tertunda lagi.

Ada beberapa orang yang sabar menunggu di teras depan bandara. Karena membawa tas, saya yakin mereka calon penumpang. Juga ada sepasang remaja, yang datang sambil membawa tas pundak. Hebat juga mereka. Tetap yakin akan ada penerbangan hari ini.

Panjul, potter bandara, pasti bertemu setiap saya ke bandara. Kemarin tak nampak. Juga Pak Dian, yang sering saya minta bantuan untuk melakukan check in di bandara. Dia juga tidak terlihat. Di pintu kedatangan, sama sekali sunyi. 

Di apron, juga tidak terlihat pesawat yang parkir. Berarti pesawat Wings Air yang sempat mendarat Selasa malam, sudah terbang kembali. Entah ke Balikpapan atau ke Samarinda. Loket maskapai penerbangan yang ada di bagian depan, juga tidak terlihat ada petugas.

Yang hebat, petugas kebersihan yang terus bekerja. Tak peduli apa ada penerbangan ataupun tidak. Ini luar biasanya petugas kebersihan. Taat dengan tugasnya. Bukan hanya di bagian teras, juga di semua kawasan di bandara. Soal penanganan kebersihan, Kalimarau memang jagonya.

Tertutupnya penerbangan karena kendala cuaca, menjadi rezeki bagi armada angkutan darat. Banyak kendaraan yang meluncur ke Samarinda dan Balikpapan. Tak ada pilihan lain, mereka harus menikmati perjalanan belasan jam lamanya. Pastilah melelahkan.

Saya merasa prihatin, teman saya yang sering kumpul di warung kopi Hoky, mengeluh. Dia bersama istri sudah membuka tiket penerbangan dari Surabaya ke Penang (Malaysia). Harus terbang lusa ke Surabaya.

Selanjutnya dari Surabaya, penerbangan langsung ke Penang. Teman saya harus menjalani kemoterapi yang menderita kanker usus. Kalau gagal terbang lagi dari Kalimarau ke Surabaya sesuai dengan tanggal yang dijanjikan, semua penerbangan lanjutannya menjadi batal.

Saya sarankan untuk melalui perjalanan darat ke Balikpapan. Kondisinya lemah. Dia tak sanggup belasan jam dalam perjalanan darat. Ia tetap menunggu, kondisi cuaca membaik dan bisa terbang ke Surabaya.

Sangat ia takutkan, kalau batal semuanya, harus melakukan skedul lagi untuk bertemu dengan dokter yang merawatnya di salah satu rumah sakit di Penang, Malaysia. “Yang saya bingung, tanggal 25 September nanti, dokternya akan menjalani cuti,” kata teman saya. Ia harus menunggu berapa lama lagi.

Saya ikut prihatin situasi yang dihadapi teman saya itu. Dua hari ke depan, semoga cuaca menjadi lebih baik lagi. Saya juga belum tahu, apakah anak sekolah yang sempat diliburkan selama 3 hari, akan diperpanjang. Hari ini (19/9), pelajar sudah harus masuk sekolah lagi. “Coba diperpanjang lagi liburnya,” kata anak saya. Hahaha. (*/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB
X