BEDA seminggu. Sama-sama di bulan September. Produknya juga sama. Hasil pemilihan legislatif (Pileg) 2019. Yang membedakan, satu jatah Berau dan satunya lagi jatah Kalimantan Timur. Persamaannya lagi, keduanya dipercaya sebagai ketua DPRD.
Namanya Pak Makmur dan Pak Madri Pani. Ketika dilantik sebagai ketua sementara, saya ikut menyaksikan. Satu di gedung DPRD Kaltim di Karang Paci, Samarinda. Satunya di gedung DPRD Berau di Jalan Gatot Subroto. Kalau Pak Makmur mengomadani 54 orang anggotanya, sedangkan Madri hanya 29 orang. Jumlahnya beda, repotnya sama.
Ingin sekali mengabadikan foto mereka berdua, di acara resepsi perkawinan Pak Udin, yang pernah menjadi ajudan Pak Makmur, di Hotel Derawan Indah, kemarin (19/9). Pak Makmur duduk di kursi depan mewakili mempelai. Ketika saya meninggalkan hotel, Pak Madri baru datang. Tak apalah, saya masih punya stok foto bersama Pak Madri, duduk berdua di lobi hotel Grand Parama.
Madri Pani yang mantan Kepala Kampung Gurimbang, memutuskan mundur dari jabatannya, bergabung dengan Partai NasDem. Ia sudah berhitung matang. Dan sangat yakin, di daerah pemilihannya, akan mengalir dukungan.
Periode pertama menjadi kepala kampung, Madri dikenal sangat aktif membangun kampung yang ia pimpin. Sekaligus, juga merupakan kampung halamannya. Pak Madri, juga pernah diajak ke Istana Negara oleh Presiden Jokowi berkat prestasinya. Kampung Gurimbang, meraih predikat terbaik se Indonesia. Prestasi yang luar biasa.
Berkat itulah, tak sulit mendapatkan dukungan. Itu yang sudah ia prediksi sebelumnya, mengapa ‘nekat’ mundur dari jabatannya. Ia bisa buktikan, bisa mendapatkan suara yang lumayan banyak.
Makmur. Ia adalah anak mantan kepala kampung Batu-Batu, Kecamatan Gunung Tabur. Sejak di kampus saya sudah kenal. Juga ketika karier pegawai negeri ia jalani. Atas prestasi di banyak bidang organisasi, ia dipinang Almarhum Pak Masdjuni mendampinginya sebagai wakil bupati.
Selepas itu, Makmur melanjutkan kepemimpinan melalui proses pemilihan langsung. Dua periode selama 10 tahun, mendapat kepercayaan sebagai bupati bersama Ahmad Rifai yang mendampingi sebagai wakil bupati.
Kalau Pak Madri aset sosialnya selama menjadi kepala kampung Gurimbang, sedangkan Makmur selama menjadi wakil bupati satu periode dan bupati sebanyak dua periode. Keduanya melanjutkan ke arena politik. Makmur melalui perahu Partai Golongan Karya dan Partai NasDem yang dijadikan biduk oleh Madri. Keduanya berhasil. Sama-sama meraup suara yang banyak.
Makmur dengan suara terbanyak, mengantarkannya sebagai ketua DPRD Kaltim. Pak Madri juga demikian. Oleh partainya, dipercaya untuk memegang pimpinan DPRD di kabupaten Berau. Madri sang mantan kepala kampung. Makmur yang juga anak mantan kepala kampung. Sama-sama mendapat fasilitas kendaraan KT 3. Hehe, hanya beda merek.
Warga kampung Gurimbang pastilah merasa bahagia. Salah seorang warganya, dipercaya sebagai ketua DPRD. Warga Berau juga demikian. Akan sangat gembira, karena putra terbaiknya mendapat perhargaan sebagai ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur.
Saya juga merasa bahagia. Kenal baik keduanya. Saya bisa leluasa berbincang dengan Pak Madri, membicarakan apa saja. Mulai dari warung kopi yang enak di mana, hingga membahas soal pembangunan kabupaten Berau ke depan.
Saya juga bisa berbincang dengan santai bersama Pak Makmur. Membicarakan apa saja sambil menikmati buah rambutan di kebunnya di Kampung Birang. Atau menikmati udang rebus di kediamannya. Sekali waktu, bila ke Samarinda, Pak Makmur bisa saja mengajak saya menikmati nasi kuning di Warung Taupik, depan Hotel Senyiur.
Dua wajah wajah baru, menjadi harapan. Menjadi penyemangat membangun daerah. Mantan kepala kampung Gurimbang dan anak mantan kepala kampung Batu-Batu. (*/udi)
