Membahayakan, Kandang Buaya di Tengah Permukiman

- Senin, 23 September 2019 | 12:53 WIB

TANJUNG REDEB- Lepasnya buaya dari kandang milik Muhammad Irsani di Sambaliung, Sabtu (21/9) lalu, belum diketahui Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Provinsi Kalimantan Timur Dheny Mardiono. “Kalau soal buaya, saya belum terima laporan detailnya mas, saya masih di luar Berau,” ungkapnya kepada Berau Post, Minggu (23/9).

Walau demikian, Dheny menyebut keberadaan kandang buaya di tengah-tengah permukiman warga sangat tidak layak. Bahkan menjurus membahayakan.

Untuk itu, dirinya segera meminta jajarannya melakukan pengecekan kondisi kandang buaya di Sambaliung tersebut.

“Segera akan dicek. Saya akan minta rekan BKSDA di Berau mengecek,” ujarnya.

Diketahui, buaya milik Muhammad Irsani, kembali berkeliaran di permukiman masyarakat. Buaya yang dipelihara dalam sebuah kandang di Gang Buaya Badas, Jalan Raja Alam I, Sambaling, kembali menebar teror setelah terlepas dari kandangnya.

Irsani yang dikonfirmasi Sabtu (21/9), juga membenarkannya. Dikatakan, salah satu buaya miliknya, berhasil meloloskan diri dari kandang yang berada di tengah-tengah permukiman warga tersebut. Buaya yang lepas dan berkeliaran di lingkungan permukiman warga, diduga lepas melalui sela-sela kayu yang keropos pada pembatas kandang.

“Tadi (Sabtu), sekitar jam 12.00 Wita lepasnya. Tapi sudah saya tangkap lagi,” kata Irsani saat ditemui di kediamannya, Sabtu (21/9).

Dikatakan, buaya yang ada di penangkarannya sudah mencapai 30 ekor. Kondisi kandang tempat penangkaran buatannya juga mengalami kekeringan akibat kemarau panjang. Kondisi itu memaksanya untuk rutin mengalirkan air ke kandang buaya, guna menjaga kelembapan kandang.

Makin banyaknya persoalan yang muncul, kini membuat dirinya resah. Karena tak kuat lagi mengurusi buaya-buaya yang sudah bertahun-tahun dipeliharanya. “Jujur, saya sebenarnya sudah lelah mengurusi buaya itu, apalagi sudah sering terjadi buaya yang lepas dan meresahkan warga. Itu menjadi beban saya selaku pemilik,” katanya.

Bahkan menurutnya, buaya yang ada di dalam penangkaran tersebut sudah tidak terlalu terawat. Pasalnya, biaya perawatan buaya tidaklah sedikit. Untuk memberi makan saja, sudah merogoh koceknya dalam-dalam. Untuk membeli puluhan kilogram daging ayam segar setiap hari.

“Makanya saya sudah mulai tidak sanggup, karena pemasukan saya juga saat ini sudah berkurang,” ujar pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) tersebut. (*/hmd/udi)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X