TANJUNG REDEB- Setelah mengembalikan berkas pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati kepada panitia penjaringan Partai Demokrasi Indonesia perjuangan (PIDP), Junaidi SP langsung menggelar deklarasi untuk maju sebagai bakal calon bupati atau wakil bupati Berau di pilkada tahun depan.
Deklarasi untuk meminta restu dan dukungan masyarakat serta tokoh-tokoh di Kelurahan Gunung Tabur, sekaligus menandakan keseriusannya untuk mengabdikan diri di tanah kelahirannya.
Junaidi yang menjadi kader PDIP, mengaku memang mendapat dorongan dari ketua partai berlambang banteng tersebut. “Saya ditelepon Ketua DPC (Dewan Pimpinan Cabang) PDIP. Awalnya saya bilang berat, tapi katanya ini perintah partai. Makanya saya katakan siap,” katanya saat menggelar pertemuan di gedung serba guna Gunung Tabur, Senin (23/9).
Junaidi juga mengaku, telah menemui Ketua DPD PDIP Kaltim Safaruddin. Saat itu, dirinya langsung ditanya keseriusannya untuk maju dan ditawarkan menginginkan posisi sebagai calon bupati atau wakil bupati. “Ketika saya ditanya, saya jawab B2 (wakil bupati) saja pak,” terangnya.
Menurut Junaidi, pengalamannya selama 36 tahun menjadi pegawai negeri sipil (PNS), banyak dihabiskan di bidang perkebunan. Baik ketika menjadi penyuluh hingga diberi amanah sebagai kepala bidang. Dari situlah, Junaidi memiliki modal besar, karena banyak dikenal oleh para petani-petani yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. “Saat ini, kami sudah gencar sosialisasi langsung ke masyarakat. Karena dari partai juga ada turun melakukan survei ke masyarakat,” terangnya.
Soal dana, Junaidi mengaku tak punya modal besar. Modalnya yang paling besar adalah, derasnya dukungan masyarakat kepadanya. Mulai dari keluarga besarnya, tokoh-tokoh adat, tokoh agama, pemuda, dan tokoh masyarakat lainnya. “Sekarang ini, calon pasangannya (calon bupati) masih digodok di internal partai,” katanya.
Selain karena dorongan partai, keinginannya untuk mengabdi sebagai calon wakil bupati Berau, semata untuk memajukan Bumi Batiwakkal dari seluruh sektor. Pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hingga sumber daya manusia (SDM).
“Terutama di sektor ketenagakerjaan. Warga Berau harus mendapatkan keutamaan. Kalau masalahnya selama ini keterampilan yang terbatas, itu bisa dilatih untuk ditingkatkan,” terangnya.
Peningkatan kualitas SDM lanjut dia, agar perusahaan yang berinvestasi di Berau, tidak lagi banyak mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah. “Jadi kebutuhan perusahaan mengenai tenaga kerjanya, kita yang siapkan. Sesuai tingkat keterampilan yang diinginkan perusahaan,” sambung Junaidi.
Apalagi, setelah Kaltim menjadi ibu kota negara (IKN) nantinya, maka Berau menjadi salah satu kabupaten penyanggahnya. “Mulai sekarang kita harus siap. Tidak menutup kemungkinan, Berau akan menjadi kawasan industri baru penopang ibu kota,” pungkasnya.
Terpisah, Akhmad Maulana yang pada Minggu (22/9) turut mengambil formulir pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati di Partai Demokrat, mengaku memang mendapat dorongan dari banyak rekannya di Bumi Batiwakkal.
Sebagai putra Berau yang sukses merintis karier kepegawaian di Pemkot Samarinda, Maulana merasa terpanggil untuk melanjutkan pengabdian di tanah kelahirannya. “Baru ngambil (formulir, red). Kalau ada jalan, saya jalani. Saya ini mengalir saja. Namun dengan usaha terlebih dahulu,” katanya saat dihubungi Berau Post kemarin.
Bulan lalu, Maulana baru memasuki masa purna tugas sebagai aparatur sipil negara (ASN). Namun saat ini, dirinya masih tercatat sebagai dosen aktif di Universitas Mulawarman.
Jabatan terakhir Maulana di Pemkot Samarinda, adalah Kepala Badan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Samarinda. Pria kelahiran Gunung Tabur itu mengaku, banyak mendapat prestasi selama berkarier sebagai birokrat. Baik di tingkat provinsi, nasional, hingga internasional.
“Karena (prestasi, red) itu juga, makanya mereka mendukung saya untuk maju. Termasuk dari keluarga,” tuturnya.
