Ibu Kandung Dianiaya hingga Tewas

- Rabu, 25 September 2019 | 11:01 WIB

GUNUNG TABUR- Malang nasib Suarti (63). Dia menjadi korban keganasan Slamet Winardi (39), anak kandungnya sendiri.

Suarti menjadi korban penganiayaan anaknya sendiri. Kejadiannya bermula ketika pelaku pergi ke kebun bersama ayahnya, sekitar pukul 09.00 Wita, Selasa. Namun, belum sampai di kebun, pelaku tiba-tiba pulang seorang diri.

Sesampainya di rumahnya, di RT 9 Kampung Melati Jaya, Gunung Tabur, pelaku langsung mendatangi ibunya yang tengah berada di dapur. Saat itu, langsung terjadi cekcok antara keduanya. Pelaku yang naik pitam, langsung ke luar rumah mengambil balok kayu dan kembali untuk menganiaya ibunya.

“Korban mengambil balok ukuran 5x5. Ia kemudian memukul kepala ibunya dari belakang sebanyak 7 kali. Ibunya yang sudah terjatuh dan bersimbah darah, masih dimarahi oleh pelaku,” ujar Kapolres Berau AKBP Pramuja Sigit Wahono melalui Kapolsek Gunung Tabur Iptu Kasiono, Selasa (24/9).

Usai membunuh ibunya, pelaku kabur menggunakan sepeda motornya. Pihak kepolisian yang mendapatkan informasi, langsung melakukan pencarian. Saat melakukan pencarian, kapolsek yang memimpin pencarian menemukan sepeda motor pelaku terparkir di pinggir jalan, antara, Kampung Sembakungan dan Merancang Ulu. Setelah dilakukan pengecekan, ternyata pelaku asyik mengobrol dengan warga setempat.

“Saya tidak ingin dia kabur. Jadi saya dekati dengan cara halus. Saya tegur dia. Saya ajak ngobrol. Saya bilang ke dia, Mas Slamet, ayo pulang dicari bapak. Pelaku pun tersenyum dan ikut pulang,” katanya.

Ironisnya, pelaku tak tampak menyesal sudah menghabisi nyawa ibu kandungnya. Dari penuturan pelaku, dirinya merasa iri dengan saudaranya yang lebih mendapat perhatian dari sang ibunda. Hingga dia nekat memukuli ibunya. Dari pemukulan tersebut, korban mengalami luka robek di kepala, serta lengan kiri korban patah, hingga akhirnya meninggal dunia.

“Usai pelaku kabur. Warga baru berani mendekati korban dan membawanya ke puskesmas terdekat. Namun nyawanya tidak tertolong,” lanjut perwira balok dua ini.

Belakangan diketahui, ternyata pelaku pernah mengidap gangguan jiwa. Pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Samarinda dan Kota Tarakan. Pelaku sendiri mengalami gangguan kejiwaan sejak 2009 lalu. Dan dinyatakan sembuh pada 2018 lalu.

Usai dinyatakan sembuh. Pelaku beraktivitas normal. Berkebun membantu orangtuanya. Namun memang masih kerap memarahi ibunya. Hingga puncaknya, ia nekat menghabisi nyawa ibunya sendiri. Pelaku yang ditangkap petugas, selalu tersenyum saat ditanya.

“Dia lancar berkomunikasi saat kami periksa tadi. Bahkan dia mengaku, karena kehabisan bensin makanya dia berhenti lari menggunakan motornya. Kemudian dia jalan kaki dan ngobrol dengan warga yang merupakan petani jagung,” ujarnya.

Kasiono menambahkan, akan melakukan pengecekan lebih lanjut terkait kejiwaan pelaku, sebelum pelaku diproses sesuai undang-undang yang berlaku.

“Untuk saat ini kita kenakan pasal 351 ayat 3 tentang penganiayaan yang menyebabkan matinya seseorang. Tapi kami masih akan periksakan lagi kejiwaannya,” tutupnya. (*/hmd/udi)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X