Berkarya, Jangan Hanya untuk Kenaikan Pangkat Semata

- Kamis, 3 Oktober 2019 | 13:56 WIB

Berawal dari dorongan sang suami, Yanti Dwi Damayanti akhirnya turut mengharumkan nama Bumi Batiwakkal. Dia terpilih menjadi finalis guru berprestasi tingkat nasional tahun ini.

 

ARI PUTRA, Teluk Bayur

 

SEMBILAN hari lagi, Yanti akan genap berusia 36 tahun. Menyambut momen pertambahan usia itu, Yanti sudah memiliki kado spesial bagi dirinya sendiri. Yakni keberhasilannya menjadi finalis guru berprestasi tingkat nasional. Apalagi, penghargaan untuk guru berprestasi di seluruh Indonesia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut, bukan hanya turut mengharumkan nama Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau – tapi juga Provinsi Kaltim. Lebih spesial lagi, Yanti menjadi satu-satunya wakil Kaltim untuk guru jenjang SMP, yang mendapat penghargaan tersebut. 

Pada pemilihan guru berprestasi tersebut, Yanti bersaing dengan 694 guru dan tenaga kependidikan dari seluruh provinsi di Indonesia. 

Mengikuti pemilihan guru berprestasi juga menjadi pengalaman pertama baginya. Perempuan yang mengajar di SMP 2 Teluk Bayur ini mengatakan, keikutsertaannya awalnya justru karena dorongan sang suami. Serta rekan-rekannya di sekolah. “Pertamanya karena didorong oleh orang sekitar. Tapi pada dasarnya saya ingin memotivasi dan menjadi inspirasi bagi anak didik saya,” katanya kepada Berau Post, Rabu (2/10).

Setelah memastikan ambil bagian. Yanti pun mulai melakukan persiapan, seperti menyiapkan portofolio, karya tulis ilmiah, hingga video pembelajaran. Khusus untuk karya tulis ilmiah, dirinya membuat sebuah penelitian tindakan kelas. Dengan memanfaatkan minyak jelantah untuk membuat sabun dan bahan bakar kompor. 

Butuh waktu satu bulan untuk dirinya melakukan penelitian itu. Kemudian dituangkannya dalam bentuk karya tulis ilmiah, hingga satu pekan lamanya. Setelah merasa mantap. Ia pun mulai menyerahkannya ke panitia lomba di tingkat kabupaten.

Rasa minder pun masih menyelimuti pikiran Yanti. Karena saingan yang harus dihadapinya merupakan guru-guru yang mempunyai latar belakang mumpuni. “Banyak yang lulusan S2 dari universitas ternama. Bahkan ada yang sudah ikut berkali-kali,” terangnya. 

Meski begitu, rasa khawatir itu coba dihilangkannya. Sampai akhirnya masa pengumuman tiba. Namanya bercokol di daftar paling atas untuk pemilihan guru berprestasi tingkat kabupaten. Rasa senang dan bangga pun tak bisa disembunyikan wanita yang mengajar mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) ini.

Namun, petualangannya belum selesai. Bebannya pun kian berat setelah itu. Karena harus membawa nama Berau di tingkat provinsi. Sebagai hadiah atas keberhasilannya meraih juara pertama untuk guru SMP di tingkat kabupaten.

Kali ini, guru-guru yang dihadapinya pun bukan lagi guru-guru lokal Berau. Melainkan guru-guru berprestasi lainnya di Kalimantan Timur. Dengan bermodalkan persiapannya saat di tingkat kabupaten dan bahan-bahan sebelumnya, dia pun terus melangkah. Hingga akhirnya kembali berhasil menjadi juara pertama.

Capaian tersebut sudah melebihi ekspektasinya. Berhasil di tingkat kabupaten hingga provinsi. Ia pun melenggang ke tingkat nasional. Dengan status sebagai finalis, karena merupakan guru berprestasi terbaik dari provinsi. Yanti pun melihat keunggulannya dibandingkan guru lainnya adalah karya tulis dan presentasinya. “Karena ini karya saya, jadi pastinya saya yang lebih paham. Dan menurut saya, karya saya cukup unik dan menarik,” terangnya.

Meski tak berhasil lolos hingga tiga besar di tingkat nasional. Menjadi finalis pun patut disyukurinya. Ia pun mengaku berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantunya. Terutama sang suami yang membantunya dalam hal menyusun berkas, menjilid dan sebagainya. “Alhamdulillah dukungannya baik sekali,” tutur perempuan berhijab ini.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X