Setengah Saja

- Senin, 7 Oktober 2019 | 12:54 WIB

ANGKA yang diminta Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi hanya Rp 50 triliun. Untuk mendukung infrastruktur penyangga ibu kota negara (IKN). Angka itu, sama dengan 17 tahun nilai APBD Kabupaten Berau bila berada pada angka Rp 3 triliun.

Pak wali cukup realistis. Sebab biaya yang diminta itu, untuk membiayai megaproyek dalam mendukung IKN. Disebutkan, menambah panjang landasan pacu bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan.

Juga merencanakan menuntaskan jalan tol dari Balikpapan arah Samarinda dan menuju bandara. Termasuk rencananya, membangun sebuah perguruan tinggi di bidang teknik. Dan, banyak lagi yang memerlukan biaya. Rencana yang banyak itu, butuh biaya Rp 50 triliun. Dan, banyak lagi yang ia rencanakan.

Bagaimana dengan Berau. Walaupun jaraknya IKN tidak sedekat Balikpapan, Berau juga harus siap menjadi kabupaten penyangga. Berau masih banyak kekurangan infrastruktur. Masih memerlukan biaya yang juga tidak sedikit.

APBD tidak sebanding dengan apa yang direncanakan pemkab setiap tahunnya. Banyak rencana yang harus ditunda. Mendahulukan skala prioritas. Di tengah jalan, yang diprioritaskan itupun bisa kekurangan biaya.

Berau memang jauh dari pusat IKN. Berdekatan dengan Provinsi Kaltara. Berbatasan dengan Malaysia dan Filipina. Juga butuh persiapan besar.

Ketika IKN ditetapkan dan mulai dilakukan pembangunan infrastruktur, pada saat yang sama Berau juga harus bergerak. Berau juga butuh jalan bebas hambatan, yang mengarah ke IKN melewati Bontang dan Kutai Timur. Juga butuh jalan cepat menuju Kalimantan Utara dan di dalam daerah sendiri.

Sama dengan apa yang diusulkan wali kota Balikpapan, Berau juga perlu meningkatkan landasan pacu bandaranya. Agar bisa didarati pesawat berbadan besar. Berjaga-jaga, bila ada kunjungan presiden.  Bandara Kalimarau perlu dipersiapkan menjadi embarkasi haji.

Berau juga harus meningkatkan hasil pertanian. Diperlukan biaya untuk melakukan percetakan sawah baru. Membuka lahan yang tidak dimanfaatkan, untuk menjadi kawasan persawahan. Juga kawasan perkebunan.

Berau juga memerlukan perguruan tinggi, untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang punya nilai saing yang tinggi. Termasuk meningkatkan SDM pemuda yang tinggal di daerah pedalaman.

Daerah juga butuh pembangkit listrik skala besar. Mampu melayani semua kecamatan. Termasuk pembangkit yang akan menerangi pulau yang berpenghuni.

Berau butuh biaya untuk segera mengirimkan tenaga-tenaga muda untuk belajar berbagai disiplin ilmu di luar negeri. Termasuk para tenaga dokter, ditingkatkan menjadi dokter spesialis.

Ketika IKN ditetapkan, maka pengembangan pariwisata dan budaya akan menjadi perhatian serius. Kalau sekarang Maratua sebagai pulau terluar di Kaltim.  Di saat IKN nanti, akan menjadi pulau terdepan di IKN.

Jangan terkejut nanti, bila gelombang warga dari daerah lain datang dan menetap di Berau. Mereka melihat, ketika IKN maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin terbuka. Bisa jadi, akan membuka lahan yang menurut mereka tak punya pemilik.

Untuk membiayai semua itu, Berau butuh berapa banyak biaya. Harusnya sudah ada yang ditugaskan untuk membuat sebuah perencanaan. Perencanaan menghadapi IKN. Di mana Berau juga menjadi daerah harapan. Daerah penyangga.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 18:07 WIB

Drainase di Jalan Juanda Dikerjakan Bertahap

Selasa, 16 April 2024 | 18:00 WIB

Rp 11 M untuk Perbaikan Jalan Sungai Buntu

Selasa, 16 April 2024 | 17:15 WIB

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

Di Kutai Barat, Pertalite Lebih Mahal dari Pertamax

Selasa, 16 April 2024 | 16:30 WIB

BKPSDM Balikpapan Pantau Hari Pertama Kerja

Selasa, 16 April 2024 | 15:00 WIB

Tim Respons Brimob Padamkan Karhutla

Selasa, 16 April 2024 | 12:15 WIB

Tabrak Truk, Pengemudi Motor di Bontang Meninggal

Selasa, 16 April 2024 | 09:04 WIB
X