Arjun Ditemukan Tak Bernyawa

- Rabu, 9 Oktober 2019 | 12:02 WIB

PULAU DERAWAN - Seorang pemuda ditemukan warga dalam kondisi tak bernyawa di salah satu warung di RT 05, Kampung Kasai, Kecamatan Pulau Derawan, sekira pukul 03.00 Wita, Selasa (8/10). Saat ditemukan, jasad pria yang diketahui bernama Arjun (21), ini dalam posisi jongkok dan leher terikat tali di tiang.

Kapolres Berau AKBP Pramuja Sigit Wahono melalui Kapolsek Pulau Derawan, Iptu Koko Djumarko membenarkan penemuan itu.

Dikatakannya, jasad Arjun pertama kali ditemukan oleh Fatmawati, warga sekitar, yang saat itu hendak mengambil air. Saat melewati warung yang berada di depan rumah korban, ia melihat ada seorang pemuda dalam posisi jongkok tapi tidak bergerak. Saat mendekat, saksi kaget karena pemuda tersebut ternyata sudah tidak bernyawa dengan leher terikat pada tiang warung tersebut.

“Memang betul terdapat bekas lilitan di leher korban,” ujar Koko, kepada Berau Post, kemarin (8/10).

Sekira pukul 04.30 Wita, keluarga korban yang mengetahui kejadian tersebut langsung mendatangi lokasi. Pihak keluarga memotong tali yang terlilit di leher dan membawa korban ke Puskesmas Tanjung Batu.

Di tempat kejadian, ditemukan banyak plastik berisi lem. Menurut keterangan keluarga, korban memang kerap mengisap lem dan tidak bisa dilarang.

Koko menuturkan, pihaknya saat ini belum bisa memastikan penyebab tewasnya Arjun. Namun ia menduga Arjun nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. “Dari pihak keluarga mengaku selama ini tidak ada masalah apapun,” katanya.

Pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap korban. Keluarga sudah ikhlas dengan kejadian tersebut.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Berau, Abdul Jabbar Kareem menuturkan, seseorang yang telah kecanduan aroma lem akan memiliki dunia khayal sendiri. Selain itu, ada beberapa penyakit yang ditimbulkan, yakni, gagal pernapasan akut, kerusakan otak, serta Aritmia.

“Mengisap lem yang umumnya mengandung zat toluena dan naftalena dapat merusak selubung mielin. Mielin adalah lapisan tipis di sekitar serabut saraf otak dan sistem saraf,” tuturnya.

Kandungan bahan kimia dalam lem apabila dihirup kuat-kuat dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur. Dalam beberapa kasus, ritme abnormal dapat menyebabkan gagal jantung yang fatal. Hal ini juga dikenal sebagai sudden sniffing death syndrome (SSDS), yaitu sindroma kematian mendadak setelah menghirup lem. Ini bisa terjadi bahkan pada kali pertama seseorang mulai ‘ngelem’.

“Kebanyakan seseorang yang menghirup aroma lem akan mengalami depresi, perilaku mabuk atau linglung, hidung merah atau berair, mata merah berair, bau napas kimia, mimisan, mual atau kehilangan nafsu makan, mudah cemas dan gelisah,” jelasnya.

Bahkan, pria yang kerap disapa Dr Jaka ini menuturkan, seseorang yang menjadi pencandu lem kemungkinan besar mengarah kepada penggunaan narkotika.

“Bisa arahnya ke sana, karena kandungan kimia pada lem tersebut mempengaruhi sistem kesadaran seseorang,” tutupnya. (*/hmd/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X