TANJUNG REDEB – Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Berau, Ramlie mengaku masih kesulitan jalankan program digitalisasi sekolah, yang telah diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pertengahan September 2019.
Terbatasnya prasarana seperti listrik maupun jaringan telekomunikasi, khususnya sekolah yang berada di wilayah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) seperti di Kecamatan Kelay, Maratua, Segah dan Bidukbiduk menjadi penyebab utama belum meratanya program tersebut.
“Beda halnya dengan sekolah di kota, di mana dua hal itu sudah terpenuhi,” katanya diwawancara di kantornya, Senin (7/10).
Sebenarnya tutur Ramlie, program digitalisasi sekolah memberikan manfaat yang besar untuk pembelajaran peserta didik, karena dapat dengan mudah mengakses informasi melalui buku-buku elektronik (e-book) di perpustakaan sekolahnya.
“Dan itu bisa di akses dengan mudah melalui komputernya, dan buku-bukunya juga lengkap,” ucapnya.
Tapi lanjutnya, saat ini Pemkab Berau tengah berupaya memenuhi dua hal tersebut. Beberapa daerah juga sudah memiliki mesin generator set (Genset) meski hanya bisa digunakan selama 12 jam saja.
Bila nanti dua hal itu sudah terpenuhi, maka program digitalisasi sekolah itu akan dapat dilaksanakan di wilayah-wilayah tersebut. (*/sgp/sam)