Solar Kosong, Nelayan Tidak Melaut

- Minggu, 13 Oktober 2019 | 18:49 WIB

TANJUNG REDEB – Masyarakat nelayan di Kampung Kasai, Kecamatan Pulau Derawan, kesulitan memperoleh BBM jenis solar. Kondisi ini terjadi sejak beberapa hari terakhir. Dampaknya, sejak dua hari ini mereka tidak lagi melaut.

Perwakilan nelayan Kampung Kasai, Andi Samsuddin Mandapih mengakui, hingga kini, nelayan belum bisa melaut karena tidak mendapat bahan bakar. Satu-satunya stasiun pengisian bahan bakar, yakni APMS (agen penyalur minyak solar) Tanjung Batu, beberapa hari ini juga tidak melayani penjualan solar. Padahal, nelayan di Kampung Kasai sangat bergantung dengan APMS Tanjung Batu.

Bahkan, nelayan sudah berusaha mencari ke beberapa tempat untuk keperluan melaut. “Sudah dua hari ini (Jumat-Sabtu) nelayan tidak melaut karena solar lagi kosong. Nelayan bingung mau cari di mana karena tidak ada satu pun yang menjual,” ujarnya.

Disebutkan Andi, selain di APMS, para nelayan biasanya membeli solar dengan bos penampung hasil tangkapan. Solar itu juga diperoleh dari pengecer yang biasa mengantre di APMS Tanjung Batu. Alasannya, untuk mempermudah nelayan memperoleh solar. Karena jarak dari Kampung Kasai ke APMS sekitar 1 jam perjalanan.

“Rata-rata para nelayan di sini (Kasai) sudah terdaftar di Dinas Perikanan. Jadi untuk mengambil BBM di APMS harus membawa surat rekomendasi Dinas Perikanan,” katanya.

Surat rekomendasi dari Dinas Perikanan itu dititipkan ke pengecer untuk mengambil solar di APMS. “Karena jarak tadi itu membuat para nelayan menitipkan surat ke pengecer. Nanti pengumpulnya yang mendistribusikan ke nelayan,” sambungnya.

Sementara, Iwan yang merupakan bos pengumpul hasil tangkapan para nelayan turut membenarkan adanya kelangkaan solar. Kapal nelayan pun terpaksa kandas. Ia menjelaskan niatnya mempermudah para nelayan untuk mendapatkan solar. Sehingga melalui dirinya, rekomendasi Dinas Perikanan untuk nelayan dibawa agar bisa dilayani di APMS setempat.

“Mau beli 5 liter solar saja tidak ada di sini (Kampung Kasai). Sementara informasi dari warga yang sering antre di APMS pun sedang tidak menjual saat ini. Entah belum didistribusikan atau tidak, saya tidak tahu pasti. Yang jelas solar di Kasai sulit didapatkan,” beber Iwan.

“Ada juga sih nelayan yang langsung ke APMS, tetapi selama ini kami bantu untuk mengambilkan saja, jadi para nelayan tidak perlu antre,” sambungnya.

Disebutkannya, rata-rata pemakaian BBM nelayan per bulan mencapai 300 sampai 400 liter. Sementara di Kasai terdapat sekitar 300 nelayan. Sedangkan untuk pengambilan di APMS ada batasannya. “Tentu tidak cukup. Pemakaian dengan yang diberikan tidak sesuai. Jika kehabisan terpaksa mencari di tempat lain,” bebernya.

Pihaknya pun berharap dengan adanya persoalan ini, di Kampung Kasai ada APMS. Paling tidak ada APMS mini. Pertimbangannya jarak tempuh ke APMS Tanjung Batu cukup jauh.

“Khawatirnya terjadi kelangkaan berkepanjangan. Tentu akan merugikan nelayan. Semoga pemerintah dan pihak terkait bisa memberikan solusi terhadap persoalan ini,” harapnya.

Terpisah, Humas PT Pertamina MOR VI Kalimantan, Aris Buana, mengklaim tidak ada kendala distribusi ke APMS Tanjung Batu. Rata-rata realisasi 3 kiloliter per hari. Ia juga menjelaskan, Pertamina hanya melayani kepada konsumen (nelayan) yang memiliki surat rekomendasi dari Dinas Perikanan.

“Untuk pengecer bukan ranah kami, karena bukan lembaga penyalur resmi. Jika nelayan mau, langsung beli di APMS. Tapi terlebih dahulu mendaftar ke Dinas Perikanan,” jelas Aris.

Pihaknya kata dia hanya mendistribusikan BBM ke setiap APMS. Sehingga untuk sosialisasi ke nelayan merupakan ranah pemerintah daerah atau biasanya melalui kepala desa dan camat setempat. “Jika memang sudah mendapatkan surat rekomendasi, silakan ke lembaga penyalur yang  direkomendasikan pemerintah,” pungkasnya. (mar/har)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

APEM Dukung Penertiban, Keringanan Sudah Cukup

Sabtu, 27 April 2024 | 11:55 WIB

Warga Kuaro Terima 523 Sertifikat Program PTSL

Sabtu, 27 April 2024 | 11:30 WIB

Dishub PPU Desak Pemprov Bangun Terminal Tipe B

Sabtu, 27 April 2024 | 10:30 WIB

DPRD Berau Soroti Ketahanan Pangan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:57 WIB

Kampus dan Godaan Rangkap Jabatan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:44 WIB

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB
X