di PLTU Lati, Air dan Batu Bara Jadi Masalah

- Selasa, 15 Oktober 2019 | 10:10 WIB

TANJUNG REDEB – Komisi II DPRD Berau mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lati, Senin (14/10). Ketua Komisi II Atilagarnadi mengatakan, kunjungan ini untuk mencari tahu persoalan sebenarnya sehingga masih sering terjadi pemadaman listrik di wilayah Berau.

Menurutnya, dengan adanya keterbukaan, masalah yang ada nantinya didiskusikan dengan pemerintah kabupaten dan para pemegang saham. “Kehadiran kami ini untuk mempertegas masalahnya apa. Kalau ada perawatan atau pemeliharaan mesin, dua bulan sekali, tapi fakta di lapangan berbeda. Sebulan, dua bulan bermasalah lagi. Jadi kami tidak ingin masalah ini berlarut-larut,” ujarnya, usai berdiskusi dengan jajaran PT Indo Pusaka Berau (IPB) selaku pengelola PLTU Lati.

Dari kunjungan itu, lanjutnya, diketahui bahwa yang menjadi pokok permasalahan yakni kurangnya pasokan air yang berhubungan langsung dengan turbin. Termasuk batu bara yang berhubungan dengan broiler.

“Kita sudah tahu letak permasalahannya. Dan ini nanti akan kita diskusikan di DPRD dengan mengundang pemerintah dan pihak Berau Coal sebagai penyuplai batu bara,” jelasnya.

Dalam waktu dekat, Komisi II akan memanggil pihak terkait membahas persoalan yang ada di PLTU ini. Namun sebelum itu, pihaknya perlu mempelajari data, kondisi batu bara dan airnya. “Nanti tiga pemegang saham akan kita panggil begitu kita tahu apa yang menjadi kebutuhan dari PLTU ini,” sambung pria yang akrab disapa Gatot, ini.

Alam pelayanan listrik masyarakat, ia juga menyebutkan peranan dari PT PLN. Artinya PLN itu memiliki cadangan pembangkit listrik dan mesin diesel untuk digunakan secara maksimal.

“Jangan dihitung 10 mega watt, tetapi yang keluar cuman 2 sampai 3 mega watt saja. Jadi harapannya bisa maksimal, terutama pada PLTU di Teluk Bayur,” tegasnya.

Sementara, Direktur PT IPB Najemuddin menambahkan, pihaknya telah menyampaikan apa yang dibutuhkan PLTU Lati kepada jajaran Komisi II. Dikatakannya, secara ekonomis, mesin pembangkit di PLTU Lati ini hanya tinggal berapa tahun lagi. “Hal itu juga sudah kami sampaikan ke DPRD. Sebagai antisipasi kekurangan daya, salah satu cara menambah mesin,” ungkapnya.

Dikatakan Najemuddin, terkait kendala yang dialami sekarang, yakni normalnya air Sungai Segah untuk broiler, dalam jangka pendek ini pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin mengadakan air bersih. “Tetapi harapannya air sungai bisa kembali normal dalam dua hari ke depan,” katanya.

Sedangkan untuk masalah batu bara itu memang sudah sesuai dengan kontrak. Hanya saja kebutuhan mesin dipastikannya lebih dari apa yang diterimanya sekarang. Sehingga pihaknya tidak ada kemampuan untuk bernegosiasi kembali. “Cuma melalui DPRD saja nanti yang menentukan. Seperti apa kesimpulannya nanti,” terang Najemuddin.

Saat ini, mesin pembangkit di PLTU yang terus dimaksimalkan beroperasi ada tiga unit. Pengadaan tahun 2002 dan 2015. Pemeliharaan pun terus dilakukan. “Saat ini ada satu unit yang sedang dilakukan pemeliharaan. Tetapi besok (hari ini) dipastikan sudah bisa beroperasi lagi,” tutupnya. (mar/har)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X