TANJUNG REDEB - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Berau, telah mendengar bahwa ada sepasang remaja di bawah umur kedapatan di salah satu penginapan di Tanjung Redeb. Keduanya kedapatan pada saat pihak Polsek Tanjung Redeb melakukan operasi cipta kondisi, Sabtu (13/10) lalu.
Menanggapi hal tersebut, Ketua P2TP2A Fika Yuliana, mengaku miris melihat kondisi tersebut. Terlebih keduanya masih di bawah umur dan berstatus pelajar. Tentunya kondisi seperti ini sangat membuat dirinya kecewa dan syok.
“Saya kaget melihat beritanya, ini kok bisa anak di bawah umur berdua-duaan di dalam kamar penginapan,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi ini bisa jadi karena faktor lingkungan atau karena kurangnya perhatian orangtua. Sehingga di usia yang masih remaja, sudah nekat berbuat hal seperti itu. Namun, ia tidak menampik bahwa gadget juga merupakan salah satu faktor pendukung sehingga remaja nekat berbuat hal seperti itu.
"Kita tidak tahu mereka ngapain. Tetapi salah satu remaja tersebut tidak menggunakan pakaian. Seharusnya mereka pahami, bahaya dari seks bebas," ungkapnya.
Fika menambahkan, P2TP2A saat ini terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Serta memberikan pendampingan kepada para korban kekerasan seksual. Namun, ia menyayangkan kejadian yang menimpa salah satu pelajar di Berau tersebut.
“Dia juga pasti malu jika diketahui di mana sekolahnya. Ini juga berdampak pada psikologisnya. Maka dari itu, sebaiknya, kedua remaja tersebut, mendapat bimbingan dari pihak keluarga," katanya.
Fika mengaku siap jika kedua remaja tersebut hendak melakukan konsultasi. Ia tidak menampik, bahwa kasus yang menimpa kedua remaja tersebut bukan ranah dari P2TP2A. Tetapi jika keduanya membutuhkan psikiater untuk menghilangkan rasa trauma, pihaknya selalu siap. (*/hmd/har)
