Jembatan Kelay Perlu Penanganan Darurat

- Selasa, 22 Oktober 2019 | 09:38 WIB

KELAY – Konstruksi permukaan jalan di Jembatan Kelay sudah tak mulus lagi. Cor beton di permukaan jembatan, sudah ada yang jebol. Cukup lebar, sekitar satu setengah meter persegi. Baja sebagai rangka jembatannya juga sudah ada yang terlihat. Besi sebagai tulang penguat konstruksi jalannya, banyak yang menonjol ke atas. Plat baja yang digunakan untuk menutup lubang guna menjaga keamanan pengendara, juga sudah bergeser beberapa meter. Membuat lubang dengan tulangan besi, kembali muncul di permukaan jembatan.

Namun kerusakan itu hanya sebagian kecil dari kekhawatiran Ketua DPRD Kaltim, Makmur HAPK. Makmur yang kemarin (21/10) meninjau kondisi Jembatan Kelay bersama jajaran Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kaltim, perwakilan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XII Kaltim, perwakilan Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) Polres Berau, justru sangat khawatir dengan getaran jembatan yang sangat keras saat ada kendaraan melintas. Tak perlu kendaraan dengan tonase besar, sekadar minibus yang melintas, getarannya sudah membuat rombongan yang berada di atas jembatan, ‘diam-diam’ ada mencari pegangan di tiang-tiang pembatas jembatan. 

Dikatakan Makmur, jembatan yang berada di ruas jalan nasional ini, memang menjadi tanggung jawab pusat untuk memperbaikinya. Makanya, dengan masuknya aspirasi dari masyarakat Berau dan Kutai Timur (Kutim) yang mengharapkan perbaikan kondisi jembatan, ditambah hasil tinjauan lapangan, maka sangat membenarkan bahwa kerusakan jembatan sangat mengkhawatirkan. “Terutama fondasi di bawahnya. Karena getaran ini keras sekali,” katanya di sela-sela peninjauan. 

Menurut Makmur, pihak BPJN Wilayah XII Kaltim harus secepatnya mengambil tindakan. Menutup lubang jalan di atas jembatan, serta melakukan pengamanan untuk menambah kekuatan jembatan. “Kalau tidak segera, ini bisa jadi persoalan besar, bisa makan korban. Makanya saya juga bawa polisi ke sini, karena ada undang-undangnya (UU Nomor 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Red). Bisa dijerat hukum pemerintahnya kalau sampai makan korban gara-gara jalan rusak yang dibiarkan tidak mendapat perbaikan,” terangnya.

Makmur menilai, karena kondisi jembatan selalu bergetar keras saat ada kendaraan roda empat melintas, penanganannya juga bisa menggunakan pos anggaran tanggap darurat bencana. “Kemudian segera dipangkas. Artinya, kendaraan juga dibatasi angkutannya yang mau melintas. Truk-truk yang tadinya mungkin angkutannya sampai 20 ton, dipangkas menjadi 10 ton saja, atau sesuaikan standar jalan. Saat melintas juga jangan beriringan, 3 sampai 4. Bergantian, satu-satu saja melintasnya,” jelas mantan Bupati Berau tersebut.

Makmur menyebut, Jembatan Kelay sebagai salah satu urat nadi perekonomian masyarakat Berau dan Kaltim pada umumnya. Sebab, jembatan tersebut menjadi akses darat utama yang menghubungkan Berau dengan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) hingga ke Samarinda. Sehingga, hasil pertanian, perikanan, dan lainnya yang dihasilkan masyarakat Berau untuk menopang kebutuhan pangan daerah lain, hanya bisa didistribusikan melalui jembatan tersebut. Begitu juga sebaliknya, kebutuhan pangan masyarakat Berau yang didatangkan dari daerah lain di Kaltim, hanya bisa masuk melalui jembatan di kecamatan pedalaman tersebut.

“Kalau masyarakat lokal mungkin bisa saja melalui jalan di Kampung Lesan Dayak, tapi kalau perusahaan. Karena sebenarnya pengguna jembatan ini adalah perusahaan yang paling dominan. Makanya perusahaan juga harus memahami. Jika ingin jembatan berumur panjang, jangan paksakan kendaraannya melintas dengan beban yang sangat besar,” terangnya.

Kekhawatiran yang sama juga muncul saat Makmur meninjau kondisi Jembatan Sambaliung. Pasalnya, dari sisi fondasi jembatan, sudah menunjukkan adanya penggerusan tanah yang dikhawatirkan mengurangi kekuatan jembatan. “Tapi kalau getarannya, lebih parah yang di Kelay,” katanya. Tinjauan kondisi jembatan kemarin diakhiri saat meninjau Jembatan Sei Bebanir Bangun, yang disebutnya juga butuh sentuhan perbaikan.

Di tempat yang sama, Kasi Jembatan DPU Kaltim Husnal Yudian menjelaskan, tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah melakukan investigasi untuk menentukan perencanaan yang cocok untuk penanganan Jembatan Kelay. “Perencanaannya masih dibuat di Jakarta,” katanya.

Namun Yudian belum mengetahui konstruksi apa yang akan digunakan untuk mengatasi kerusakan Jembatan Kelay, khususnya untuk memperkokoh jembatan dan meminimalisasi getaran. “Detailnya kami belum tahu dari kementerian. Nanti Kepala Balai (BPJN Wilayah XII Kaltim) yang baru yang menindaklanjutinya agar disegerakan,” jelasnya.

Untuk Jembatan Sambaliung disebutnya, pihaknya sudah melakukan penyelidikan mengenai kondisi terkini jembatan sejak 2017 silam. “Kalau yang Sambaliung, kami akan coba koordinasi dengan kementerian juga, kerja samalah,” pungkasnya. (udi/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X