Ada yang Gelisah

- Rabu, 23 Oktober 2019 | 14:18 WIB

SAYA tidak mengikuti penuh pidato Pak Joko Widodo, usai dilantik sebagai Presiden RI periode ke-2. Ulasan dari waktu ke waktu, saya ikuti dari media online yang terus melakukan update.

Pidato kenegaraan seperti itu, banyak hal yang menarik. Kejutan yang sama sekali tidak pernah dibicarakan bahkan tak terpikirkan sebelumnya.

Termasuk, menanti nama-nama yang akan diangkat menjadi pembantu Presiden. Layar televisi sehari usai pelantikan, seperti pada periode sebelumnya, mereka yang direncanakan untuk diangkat menjadi menteri, dipanggil secara khusus ke Istana.

Saya juga asyik menikmati prosesi itu. Berbaju putih lengan panjang. Jalan dengan gagahnya. Banyak wajah baru. Prediksi nama mereka sudah diulas oleh para pengamat. Kejutannya, tidak terlalu menggetarkan.

Yang sontak jadi pembicaraan, rencana menghilangkan dua level jabatan eselon Aparat Sipil Negara (ASN). Eselon III dan Eselon IV. Jabatan yang menjadi ‘rebutan’ pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Presiden Joko Widodo menyampaikan rencana untuk memangkas jumlah eselon, karena dinilai terlalu banyak. Eselonisasi disederhanakan, menjadi dua level saja. Diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, menghargai kompetensi.

Saya teringat, ketika ada kegiatan pergeseran jabatan. Banyak yang mendapatkan promosi. Banyak juga bergeser pada eselon yang sama. Mendapatkan promosi menjadi idaman hampir semua ASN. Terutama yang semula hanya pelaksana, lalu naik menjadi pejabat eselon IV. Begitu seterusnya.

Data yang ada, tercatat sebanyak 5.050 ASN yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Berau. Khusus untuk jabatan eselon IV sebanyak 447 laki-laki dan 192 perempuan. Sedangkan ASN yang berada pada posisi pejabat eselon III sebanyak 151 laki-laki dan 33 perempuan. Untuk eselon II hanya 29 laki-laki dan 7 perempuan.

Berau yang wilayahnya cukup luas dan berjauhan, bagi ASN tak dipersoalkan ketika di pundaknya disebutkan akan mendapatkan promosi. Toh, dalam perjalanannya nanti, mereka bisa kembali ke ibu kota kabupaten.

Ada teman saya yang siap menjalankan tugas sebagai pejabat eselon IV di Kecamatan Pulau Maratua. Pulau terdepan di Kabupaten Berau. Sebelumnya, hanya selaku pelaksana di salah satu instansi.

Cukup mahal ‘bayarannya’ mendapat tugas di tempat yang jauh. Jauh dari keramaian. Sisi lain, penghasilan dan berbagai tunjangan bisa dikumpulkan. Mereka sudah dapat fasilitas perumahan.

Eselon III dan Eselon IV inilah yang tengah diperbincangkan. Mereka yang bakal kehilangan jabatan. Mereka yang juga bakal kehilangan berbagai fasilitas dan tunjangan. Diperkirakan jumlahnya berkisar 823 orang. Mereka inilah yang akan kehilangan status jabatan eselon, berganti jabatan fungsional.

Jabatan fungsional juga sudah ada. Bahkan jumlahnya lumayan banyak. Ada  jabatan fungsional tertentu kriteria ahli dan terampil. Bila keduanya dijumlahkan sebanyak 933 laki-laki dan 1.216 perempuan.

Inilah yang ramai jadi perbincangan antar ASN. Yang sudah menikmati selaku pejabat eselon, tentu akan merasa gelisah dengan apa yang disampaikan oleh Pak Presiden. Untuk dilakukan pengurangan dua level, eselonisasi ASN.

“Kalau aturan itu diberlakukan, tunjangan dan kendaraan dinas bisa ditiadakan dong,” kata teman saya yang sekarang duduk selaku pejabat eselon III atau setingkat kepala bidang di salah satu instansi.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X