KUPP Sering Ingatkan soal Safety

- Jumat, 25 Oktober 2019 | 18:16 WIB

KECELAKAAN speedboat yang mengakibatkan korban jiwa jadi perhatian Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Tanjung Redeb.

Staf Kesyabandaran KUPP Tanjung Redeb, Fatah K Anam mengakui, selama ini pihaknya telah memberikan sosialisasi mengenai safety kepada pemilik kapal. Ia menegaskan bahwa saat beraktivitas nakhoda kapal maupun motoris speedboat dan penumpang hendaknya menggunakan life jacket.

“Bukan hanya speedboat saja, kapal-kapal lain seperti tagboat, ketinting, dan lain-lain kami juga terus berikan peringatan terkait safety,” ujarnya kepada Berau Post. Sebelumnya pihaknya juga sempat melakukan pengukuran kemudian membagi life jacket, seperti di Bidukbiduk, Maratua dan Tanjung Batu sambil memberikan arahan keselamatan pelayaran.

“Sudah kita arahkan semua. Kami juga tidak terlalu paham kenapa masih ada yang lalai,” katanya. Pihaknya juga selalu mengingatkan mengenai kapasitas angkutan, baik barang maupun penumpang. Terkait insiden terbaliknya speedboat di sekitar Dermaga KP3, kata Fatah, memang tidak diperbolehkan menyimpan muatan di atas.

“Apabila di bawah kosong, kemudian ada beban di atas, secara otomatis ketika manuver, membuat mesin kapal 1 mati. Kondisi ini membuat kapal oleng,” tambahnya.

Disinggung soal sertifikasi motoris speedboat, diakuinya sempat ditertibkan. Masyarakat di daerah yang cakap membawa speedboat dibuatkan Surat Keterangan Kecakapan (SKK) dari pusat.

“Jujur untuk pembuatan SKK dari kami belum bisa. Soalnya kami belum ada rekomendasi dari pusat,” katanya. Untuk saat ini, yang bisa menerbit SKK yakni Samarinda, Balikpapan dan Tarakan. Jika warga Berau ingin mengurus SKK, itu harus ke Tarakan karena dianggap jalur terdekat. Dengan persyaratan membawa ijazah terakhir.

Ia mencontohkan, ada yang ingin menjadi motoris speedboat, ada dua rekomendasi. Yakni 30 mil dan 60 mil. “Jadi nggak bisa diuruskan, harus mengurus sendiri. Karena ada seleksi. Tidak boleh buta warna, paling tidak bisa membaca,” katanya.

“Kalau dalam aturan, tidak ada SKK, kemudian berlayar, itu tidak boleh. Minimal nakhoda speedboat itu harus mengantongi SKK,” tegasnya. Ditanya mengenai pengawasan nakhoda kapal yang tak memiliki SKK, Fatah mengakui pihaknya sudah sering melakukan pemantauan. (*/oke/har)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X