Stres? Saatnya Relaksasi

- Minggu, 27 Oktober 2019 | 01:11 WIB

MENDENGAR kata ini, yang terbayang biasanya orang duduk bersila seperti bertapa. Relaksasi atau ada yang menyebut dengan meditasi, memang sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tidak hanya secara fisik, tapi juga secara mental dan kejiwaan, membuat hati lebih adem.

Bagi yang pernah tergabung dalam grup teater, biasanya sebelum memainkan peran diawali dengan duduk bersila, konsentrasi, mengatur nafas, dan memasukkan peran atau karakter yang akan dimainkan. Dengan cara ini, akan lebih mudah memainkan tokoh yang akan diperankan.

Untuk mereka yang memeluk Buddha, meditasi sudah menjadi hal yang biasa. Namun bagi umat yang lain, tentu perlu pembiasaan. Kecuali bagi mereka yang sudah terbiasa melakukan senam yoga, atau bergabung dengan komunitas yang rutin melakukan hal serupa seperti senam Reiki.

Pemeluk Islam, sebenarnya sudah diberikan waktu yang pas melalui salat lima waktu. Melalui salat, tubuh kita bisa relaksasi dengan baik asalkan salatnya dalam kondisi khusyuk.

Sayangnya, kondisi salat khusyuk ini juga tidak mudah dilakukan. Apalagi, maaf, jika salatnya hanya didorong niat untuk sekadar menggugurkan kewajiban. Karena itu, alangkah indahnya jika mulai saat ini salat juga diniatkan untuk relaksasi, mengistirahatkan sejenak badan kita setelah beberapa saat melakukan aktivitas. Coba saja rasakan bedanya, badan terasa lebih segar, pikiran juga jadi lebih tenang dan bisa meredam emosi dengan mudah.

Lantas seperti apa sebenarnya relaksasi yang baik? Dalam workshop Quantum Life Transformation (QLT) yang dipandu pakar teknologi pikiran DR Adi W Gunawan mengajarkan, relaksasi yang nyaman sebaiknya dalam posisi duduk di kursi. Duduk dengan punggung tersandar sempurna di sandaran kursi, sementara kaki menapak di lantai. Letakkan tangan dengan santai di atas paha dengan posisi bagian telapak tangan berada di atas, sementara punggung tangan menempel di paha. Atur nafas sejenak yang cukup panjang, menghirup dari hidung dan embuskan melalui mulut. Niatkan dan izinkan diri melakukan relaksasi.

Perlahan-lahan, mulai pejamkan mata dan biarkan otot-otot mata santai, diikuti bagian tubuh lainnya dari ubun-ubun sampai ujung jari kaki. Biarkan rahang bawah menggantung, sehingga mulut sedikit terbuka, dan lidah menempel di dasar mulut. Lalu, biarkan tubuh dan pikiran benar-benar rileks dan tenang. Lakukan relaksasi ini dengan rutin, kalau bisa setiap pagi atau selepas salat subuh, tentu rasanya lebih segar dan hati lebih tenteram dan damai.

Jika bisa melakukan relaksasi setiap hari, minimal 20 menit, banyak manfaat yang bisa diperoleh. Misalnya: berkurangnya stres, kualitas tidur meningkat, mengurangi kecemasan, kesehatan dan refleks meningkat, juga meningkatkan energi. Selain itu juga bisa menurunkan tekanan darah, menurunkan level hormon stres, dan mengurangi kelelahan. Manfaat berikutnya adalah daya ingat meningkat, konsentrasi meningkat, dan lebih tahan terhadap sakit.

Persoalannya adalah, biasanya orang malas melakukan relaksasi ini. Meski waktu yang dibutuhkan minimal hanya 20 menit, nyatanya di tengah kehidupan yang serba modern dan semakin canggih ini, orang juga semakin sibuk dan merasa tak punya waktu untuk bersantai-santai. Inilah egoisnya manusia, he he he. Tidak menyadari bahwa tubuh, hati, dan pikiran juga perlu dipelihara agar usianya lebih panjang. Padahal caranya cukup mudah, hanya dengan relaksasi.

Saat tubuh dan pikiran kita beroperasi, otomatis aliran darah bergerak cepat dan itu menjadikan jantung juga memompa darah lebih cepat pula ke seluruh bagian tubuh. Selain itu, nafas juga menjadi lebih cepat dan tubuh terasa lebih panas dari suhu normalnya.

Kalau ini terjadi secara terus-menerus, sudah otomatis badan kita akan cepat lelah dan cenderung lebih mudah sakit, sementara pikiran juga lebih mudah stres. Itu sebabnya diperlukan kondisi rileks bagi tubuh. Saat santai, tentu tubuh akan merespons juga dengan baik. Aliran darah jadi lebih perlahan, begitu juga nafas bisa lebih tenang dan detak jantung juga melambat.

Santai dan relaksasi sepintas hampir sama. Kalau santai, yang beristirahat hanya tubuh saja, sementara pikiran masih bekerja. Karena itu jangan heran, saat sedang santai atau liburan sekali pun, terkadang pikiran masih penuh dengan berbagai persoalan yang ingin diselesaikan. Niat untuk santai yang terjadi malah tambah pusing. Karena itu diperlukan relaksasi, walau sebentar tapi rutin.

Dengan relaksasi, tidak hanya tubuh yang istirahat total, tapi juga pikiran bisa beristirahat. Bukankah itu sudah didapatkan melalui tidur? Relaksasi dan tidur kelihatannya memang sama, tapi jelas berbeda. Tidur selama 8 jam pun, kadang tubuh masih merasa kurang nyaman. Sementara relaksasi hanya 20 menit saja, sudah langsung segar dan seperti bangun dari tidur yang berkualitas.

Sebab saat relaksasi, secara tidak langsung kita sengaja menidurkan sejenak bagian otak yang berurusan dengan stres dan ketegangan, sementara bagian otak yang memberikan ketenangan akan bangun dengan sendirinya. Ya dua bagian otak ini memang tidak bisa bangun bersamaan. Saat satu bangun, maka yang lain akan segera tidur, itulah uniknya.

Begitu banyak buku yang sudah mengulas pentingnya relaksasi, bahkan sudah diteliti secara medis sangat bermanfaat bagi tubuh. Di awal, memang tidak mudah melakukan relaksasi. Namun dengan sering berlatih, lama-lama akan menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Untuk memudahkan, juga banyak dijual piringan kompak alias compact disc (CD) yang berisi panduan untuk relaksasi. Anda cukup mendengarnya melalui earphone, ikuti panduannya, dan relaksasi pun bisa dilakukan kapan saja, dan di mana saja.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X