Rutan Over Kapasitas

- Selasa, 29 Oktober 2019 | 13:59 WIB

TANJUNG REDEB - Kondisi Rumah Tahanan Negara (Rutan) Klas IIB, Tanjung Redeb, sudah sangat over kapasitas. Rutan yang berada di Jalan Murjani II, Tanjung Redeb, itu hanya mampu menampung 185 warga binaan. Tapi, sekarang sudah dihuni narapidana dan tahanan mencapai 846 orang.

Kepala Rutan Klas II B Tanjung Redeb, Dwi Hartono mengatakan, di Rutan Tanjung Redeb terdapat 5 blok. Satu blok, terdapat 4 hingga 6 kamar. Karena terbatas, mau tidak mau mereka (warga binaan, Red.) harus berdesak-desakan. “Mau bagaimana lagi. Kondisinya seperti itu,” ujar Dwi, kepada Berau Post, Senin (28/10).

Sejak tahun 2017 lalu, pihaknya juga sudah tidak menerima tahanan titipan dari luar Berau. Tidak menolak, kata Dwi, namun kapasitas tahanan sudah membludak 400 persen.

Dijelaskannya, jumlah tahanan pria saat ini telah mencapai 754 orang. Sedangkan wanita 78 orang, dan anak-anak ada 14 orang. Kondisi inilah kata Dwi, membuatnya harus memutar otak untuk menghindari kerusuhan antar-tahanan. Sebab, dengan jumlah napi dan tahanan yang sudah sangat membludak, tentu rawan terjadi kriminalitas atau pelarian warga binaan. Apalagi jumlah warga binaan tidak sebanding dengan penjaga yang hanya 12 orang dalam satu shift.

Untuk itu, pihaknya melakukan pendekatan persuasif, hingga melakukan berbagai macam kegiatan dengan warga binaan. “Kami dekati mereka. Ajak mengobrol, apa kendala mereka selama di rutan,” tuturnya.

Dia juga mengakui, salah satu kendala yang kerap dihadapi warga binaan yakni kebutuhan air bersih dan listrik. Jumlah mereka yang tidak sedikit, tentu kebutuhan akan air sangat penting. Belum lagi jika listrik padam, hawa panas langsung menyeruak memasuki ruang tahanan. Ia mengkhawatirkan, sedikit gesekan akibat hawa panas, bisa menyebabkan perkelahian.

“Kalau listrik padam itu, saya suka waswas. Terkadang saya langsung datang dan mengecek warga binaan,” ucapnya.

Bahkan di blok (E), terdapat 3 kamar yang diperuntukkan untuk tahanan wanita dan anak-anak. Tiap kamar, kapasitasnya hanya 10 orang. Tapi, jumlah warga binaan wanita mencapai 78 orang. Jumlah ini tentunya membuat kamar tersebut sesak.

Selain itu, penyakit juga menghantui warga binaan, seperti penyakit kulit, dan pernapasan. Pihaknya pun bekerja sama dengan Puskesmas Bugis untuk melakukan pengecekan kesehatan warga binaan secara rutin.

"Kalau di rutan tidak ada dokter. Hanya satu perawat yang standby. Tapi Puskesmas Bugis melakukan pengecekan kesehatan di Rutan sebulan sekali,” jelasnya.

Untuk menjaga kesehatan warga binaan, ia mengaku kerap mengajak melaksanakan senam pagi bersama. Selain itu, di rutan terdapat pondok pesantren untuk meningkatkan keimanan warga binaan. Mereka diajak mengaji bersama. Untuk warga binaan non-muslim, pihaknya juga memberikan kesempatan untuk beribadah.

“Bagi saya, mereka semua keluarga," katanya.

Untuk mengatasi kondisi rutan ini, pihaknya tidak tutup mata. Hampir setiap tahun mengajukan usulan kepada pemerintah untuk penambahan blok. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda usulan itu disetujui. “Semoga ada perhatian pemerintah mengenai nasib warga binaan kami,” harapnya. (*/hmd/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X