Pelaku Pelecehan Seksual Kebanyakan Orang Terdekat

- Selasa, 5 November 2019 | 10:12 WIB

TANJUNG REDEB – Pelaku kejahatan pelecehan seksual tidak memandang pakaian yang dikenakan korban. Sebab, baik perempuan yang berpakaian terbuka maupun tertutup, sama-sama berpotensi menjadi korban pelecehan seksual.

Hal itu diutarakan Kapolres Berau AKBP Pramuja Sigit Wahono, melalui Kasat Reskrim AKP Rengga Puspo Saputro.

Dikatakannya, potensi seseorang melakukan aksi pelecehan seksual terhadap korbannya karena melihat pakaian sangat kecil. Bahkan tidak sampai 20 persen.

Menurut Rengga, pelaku pelecehan seksual terbanyak adalah orang terdekat korban. Selama ini, kasus pelecehan seksual yang ditanganinya hanya beberapa persen pelaku mengaku tertarik karena melihat pakaian korban. Selebihnya karena kedekatan emosional.

Bahkan kasus terakhir yang ditangani Polres Berau yakni korbannya rata-rata pulang dari mengaji dan dipilih secara acak oleh pelaku. “Ada kurang lebih 15 persen pelaku tergiur karena melihat pakaian korban. Tetapi kasus terbanyak yang kami tangani, pelaku merupakan orang dekat korban. Jadi kurang tepat kalau pelecehan seksual terbanyak karena pakaian korban,” jelas Rengga, kepada Berau Post, kemarin (4/11).

Rengga mengatakan, korban pelecehan seksual biasanya di bawah ancaman pelaku. Sehingga takut untuk melaporkan kejadian tersebut. Ada juga pelaku yang mengiming-imingi korban dengan uang. Agar bisa mulus melancarkan aksi bejatnya. Rata-rata korban berada di bawah umur.

“Demikian juga soal pakaian. Ada kepatutan, ada norma agama, ada norma sosial, ada norma hukum yang harus diikuti. Serta peran orangtua dalam pengawasan anak,” tuturnya.

Terpisah, Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Berau, Noor Indah menuturkan, kasus yang ditangani P2TP2A Berau, korban merupakan orang terdekat pelaku.

“Kami tidak pernah ya menangani korban pelecehan karena pakaiannya. Selama ini, saya tidak pernah dengar hal semacam itu,” katanya.

Pelaku sendiri biasanya melakukan pelecehan seksual secara spontan. Namun ada juga yang melakukan pendekatan dahulu kepada korban, tidak langsung melancarkan aksinya. Hal inilah yang banyak dilakukan oleh para pelaku pencabulan.

“Pelaku berpura-pura mendekati korban ataupun keluarga korban. Sehingga korban terpedaya serta tidak menyadari jika menjadi korban pelecehan seksual,” katanya.

Dengan cara pendekatan, biasanya korban tidak menyadari ia menjadi incaran pelecehan seksual. Biasanya pelaku merayu korban dengan menuturkan bahwa itu tindakan kasih sayang. Sehingga tidak sadar menjadi korban.

“Untuk masalah pakaian, saya rasa tidak terlalu berpengaruh ya. Tetapi wajib menutup aurat,” tambahnya.

 (*/hmd)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB

Lahan Terbakar, Asap Mengepul Belasan Jam

Rabu, 17 April 2024 | 14:00 WIB

Pom Mini di Balikpapan Mulai Ditertibkan

Rabu, 17 April 2024 | 11:00 WIB
X