Musim Hujan, DBD Mengancam

- Senin, 11 November 2019 | 09:31 WIB

TANJUNG REDEB – Musim hujan datang, jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau meningkatkan kewaspadaan. Waspada untuk menekan penyebaran wabah penyakit di musim hujan, khususnya demam berdarah dengue (DBD).

Upaya pencegahan DBD, ujar Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Berau, Garna Sudarsono, kini digencarkan pihaknya. Khususnya melalui tenaga-tenaga kesehatan di seluruh puskesmas, baik di perkotaan hingga perkampungan. 

Dijelaskannya, faktor yang mempengaruhi munculnya wabah DBD antara lain, kepadatan populasi nyamuk penular. Karena nyamuk biasanya berkembang biak pada musim hujan. Apalagi jika pengembangbiakannya di lingkungan pada permukiman.

“Memang untuk peningkatan (kasus DBD) belum ada. Tapi sekarang harus mulai diantisipasi. Jangan tunggu banyak kasus, baru mengantisipasi,” katanya saat diwawancarai kemarin (10/11).

Dijelaskannya, induk nyamuk Aedes Aegypti, pembawa DBD, bertelur secara berpisah. Yaitu tidak semua telur diletakkan sekaligus, melainkan tersebar di lebih dari satu tempat.

Telur nyamuk berukuran sangat kecil, berbentuk lonjong memanjang. Pertama kali diletakkan, telur tampak putih. Tetapi dalam beberapa menit berubah menjadi hitam mengilap. Adapun telur tersebut dapat bertahan selama enam bulan di tempat yang kering. Kemudian, telur akan menjadi jentik nyamuk dalam waktu dua hari hingga satu pekan.

“Saat menjadi nyamuk, maka akan menggigit manusia pada pagi dan sore hari,” katanya.

Menurutnya, kunci utama pencegahan DBD adalah mencegah pengembangbiakan jentiknya. Caranya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menutup, menguras, dan mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air (3M). Selain itu, dapat juga menguras bak atau penampungan air dengan menyikatnya, agar telur-telur nyamuk yang menempel dapat hilang.

“Fogging atau pengasapan juga bisa menjadi salah satu alternatif memberantas nyamuk. Namun, fogging hanya dapat membunuh nyamuk dewasa,” terangnya.

Selain 3M, masyarakat dapat menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Penggunaan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, tidak menggantungkan pakaian bekas dipakai, serta mengatur pencahayaan dan ventilasi rumah, juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit DBD.

“Kami juga telah berkoordinasi dengan seluruh jajaran puskesmas. Untuk pembagian bubuk abate untuk masyarakat. Untuk stoknya, insyaallah kami ada di gudang. Intinya jaga kebersihan lingkungan sekitar. Jika melihat ada jentik nyamuk segera musnahkan,” pungkasnya. (*/hmd/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB
X