Air Sungai Segah Kembali Berubah Warna

- Selasa, 12 November 2019 | 09:49 WIB

TANJUNG REDEB – Fenomena berubahnya warna air Sungai Segah tahun 2015 lalu kembali terjadi. Air Sungai Segah yang biasanya berwarna kecokelatan, sejak Minggu (10/11) lalu berubah menjadi kehijauan dan jernih.

Berbeda dengan tahun 2015, perubahan air sungai kali ini hanya terjadi di Kawasan Labanan sampai Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur. Sementara tahun 2015 lalu, air Sungai Segah hampir seluruhnya berubah warna menjadi hijau pekat.

Fenomena ini pertama kali diunggah ke media sosial oleh salah seorang warga Labanan, Kecamatan Teluk Bayur bernama Gondrong. Ia yang dikonfirmasi Senin (11/11), menuturkan, awal mulanya melihat air sungai di kawasan PDAM Labanan menjadi jernih dan terdapat banyak ikan mati. Kondisi ini membuatnya penasaran, dan diunggah ke media sosial miliknya.

“Saya tidak tahu awalnya bagaimana. Tapi saya ke lokasi air sudah jernih dan banyak ikan mati,” katanya, kemarin.

Sementara Toni, warga Teluk Bayur, menuturkan sejak pagi (Senin, 11/11) air sungai di belakang rumahnya berubah menjadi jernih. Ia mengkhawatirkan, fenomena air sungai berubah hijau pada 2015 lalu terulang kembali. “Sejak tadi pagi (kemarin pagi, Red.) airnya sudah berubah jernih. Ada juga beberapa ikan yang mati dan terbawa arus,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan kebersihan (DLHK) Berau, Sujadi menuturkan, pihaknya sudah turun ke lapangan mengambil sampel air untuk diuji di laboratorium. Pihaknya mengambil sampel di tiga titik. Yakni di kawasan Rinding, Labanan, dan Merancang Ulu.

Sujadi menuturkan, saat ini masih menganalisis sampel yang telah diambil di di lokasi tersebut. “Masih menganalisis hingga 5 hari,” katanya, kemarin.

Menurut Sujadi, kualitas air masih aman untuk manusia. Namun untuk ikan, bisa berdampak pada kematian. “Kalau hujan turun dengan intensitas tinggi, tentu selesai permasalahan ini,” ujarnya.

Ia menduga, perubahan warna air ini karena terjadi proses penyuburan sungai. Plangton yang berkembang membutuhkan oksigen. Sedangkan di sungai tersebut juga banyak jenis ikan, sehingga saling berebut oksigen. Jadi ikan yang tidak kuat akan mati. “Dugaannya ikan mati tersebut karena kekurangan oksigen,” katanya.

Disinggung apakah perubahan warna air ini karena pencemaran atau faktor larutan pupuk perkebunan, Sujadi belum bisa memastikan dan masih menunggu hasil dari laboratorium. “Untuk faktor pupuk, masih menunggu hasil laboratorium. Akan ada dua tim yang akan melakukan pengecekan. Di darat dan di sungai,” jelasnya.

Bupati Berau Muharram membenarkan telah menginstruksikan DLHK untuk melakukan pengambilan sampel. "Saya perintahkan DLHK mengambil sampel air dan meneliti, sehingga dapat diketahui apa penyebabnya," kata Muharram, kemarin.

Muharram menduga, ada limbah yang masuk ke sungai. "Saya menduga limbah pupuk dari kelapa sawit. Karena selama kemarau tidak mengalir, saat musim hujan pupuk ini meluap dan sampai ke sungai," ujarnya.

Apalagi kata Muharram, memang ada beberapa perusahaan kebun sawit yang beroperasi di sana (Kecamatan Segah). “Tapi sekali lagi, ini baru praduga. Karena kalau ini fenomena alam, mestinya Sungai Kelay juga terjadi hal yang sama. Ternyata hanya terjadi di Labanan sampai Teluk Bayur saja," imbuhnya. (*/hmd/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X