Perketat Regulasi Penyaluran BBM

- Jumat, 15 November 2019 | 11:21 WIB

TANJUNG REDEB – Masalah kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi dalam dua hari terakhir di Bumi Batiwakkal, terus menjadi sorotan kalangan DPRD Berau.

Jika sebelumnya Wakil Ketua DPRD Berau Syarifatul Syadiah yang angkat bicara, kemarin giliran Ketua Komisi II DPRD Berau Atilagarnadi yang menyampaikan pandangannya.

Menurutnya, untuk mengatasi kelangkaan BBM di Berau, maka regulasi terkait penyaluran BBM dari Pertamina hingga ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang harus diperketat. “Agar penyalurannya tepat guna,” kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.

Pengetatan pengawasan lanjut dia, bisa dilakukan dengan adanya transparansi dari pihak Pertamina. Untuk membuka data penyaluran BBM ke seluruh SPBU yang ada di Bumi Batiwakkal.

“Dari situ, bisa dibandingkan dengan pemakaiannya. Itu bisa dilakukan dengan memanggil tim ahli atau teknis, supaya persoalan ini bisa segera dituntaskan. Artinya jangan menyalahkan siapa-siapa, tapi perkuat regulasinya agar tepat guna,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua I DPRD Berau Syarifatul Syadiah menuturkan, situasi pengisian BBM di SPBU, sebenarnya sempat berjalan tertib beberapa waktu lalu. Saat Pemkab Berau membentuk tim terpadu yang bertugas melakukan pengawasan di SPBU. Sayang tim tersebut akhirnya dibubarkan, karena setelah dievaluasi juga kurang maksimal dalam melakukan pengawasan. “Waktu dijalankan beberapa bulan lalu, kan berjalan tertib,” katanya.

Menurut perempuan yang akrab disapa Sari ini, antrean kendaraan yang panjang di SPBU memang akan membuat masyarakat kesal. Apalagi para pekerja, yang waktunya harus terbuang cukup lama, hanya untuk mendapatkan BBM di SPBU. Untuk itu menurutnya, Pemerintah juga perlu mempertimbangkan untuk memberikan izin kepada masyarakat, jika ada yang ingin membuka usaha Pertamini atau menjadi agen BBM. “Jadi masalah distribusi bisa semakin lancar, tidak menumpuk di SPBU,” terangnya.

Di sisi lain, persoalan antrean kendaraan di SPBU juga harus ditelusuri penyebab pastinya. Apakah karena memang banyaknya pengantre, atau karena kuota BBM yang diterima SPBU terbatas. Atau waktu operasional SPBU yang terlalu singkat.

“Kalau dilihat dari perkembangan kota dan pertumbuhan kendaraan, memang perlu ada penambahan SPBU. Bukan untuk memenuhi kebutuhan pengendara saja, tapi juga untuk menunjang pariwisata. Karena speedboat yang menjadi alat transportasi penunjang wisata di Berau juga butuh BBM,” pungkasnya. (*/oke/adv/udi)

 

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X