TANJUNG REDEB – Jalankan tugas dan fungsi sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD), Sekretaris Komisi II DPRD Berau, Sujarwo Arief Widodo menggelar reses untuk menyaring aspirasi masyarakat di Kecamatan Gunung Tabur.
Pada kesempatan itu, masalah yang dia temukan merupakan masalah klasik seperti belum pahamnya masyarakat khususnya para petani, untuk meningkatkan hasil produksi pertaniannya, begitu juga dalam melakukan pemasaran.
“Dalam peningkatan produksi ini, bisa jadi teknologi kita yang lemah, dan kurangnya pengetahuan petani tidak dibantu maksimal, sehingga produksi yang diharapkan. Kami juga mencarikan peluang-peluang pengolahannya, sehingga harganya lebih bagus. Intinya bagaimana kami ingin meningkatkan produksi petani dan pasarnya,” katanya kepada Berau Post kemarin (15/11).
Berdasarkan pertemuannya dengan masyarakat juga, dirinya akan mengusulkan kepada pemerintah untuk tidak menggunakan cara lama, yakni memberikan bantuan dan bibit kepada petani. Hal itu dinilainya tidak akan menjamin petani sejahtera dan Mandiri.
“Kami ingin target capainya petani ini mandiri dan sejahtera. Artinya sejahtera itu ketika petani ini menanam, dapat untung dari apa yang mereka tanam jangan sampai modal mereka lebih besar dari pada untung. Kemudian mandiri, ini yakni tanpa mereka dibantu pun, petani sudah bisa tahu cara dapat penghasilan dari hasil taninya,” paparnya.
Untuk itu, dalam waktu dekat, dirinya bersama jajaran legislatif lain khususnya di Komisi II yang membidangi masalah Perindustrian dan Perdagangan, Pertanian dan Peternakan, dan Kelautan dan Perikanan akan menggelar pertemuan dengan instansi terkait untuk mencari tahu apa yang pihak dinas rencanakan, khususnya dalam lima tahun ke depan.
“Dengan begitu kami jadi tahu komoditi apa saja yang menjadi unggulan? Termasuk bagaimana upaya mereka dalam melakukan pemasarannya,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga merencanakan terselenggaranya pertemuan, fokus untuk membahas suatu persoalan yang terjadi di masyarakat. Salah satunya dalam mengatasi hasil kakao, di mana produksi petani yang masih lemah, dan kadang tak berisi.
“Di sini kami ingin memberikan solusi apa dalam pemecahan masalah tersebut. Apakah nanti harus ada tenaga ahli, kemudian harus ada dokter sehingga bisa dipecahkan permasalahannya dan tercapai peningkatan produksi. Begitu pula pemasarannya,” bebernya.
Untuk memaksimalkan pertanian masyarakat, dirinya akan mendesak agar peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) agar lebih giat. Termasuk halnya, menggelar pelatihan untuk petani.
“Yang jelas di reses ini kami ingin membuat pemetaan permasalahannya terlebih dahulu, baru di pertemuan selanjutnya dibahas apa saja solusinya,” pungkasnya. (*/oke/adv/sam)