Antrean Panjang, Harga BBM Eceran Naik

- Senin, 18 November 2019 | 15:15 WIB

TANJUNG REDEB  – Warga di wilayah Tanjung Redeb masih kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, seperti Premium. Padahal, sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sudah beroperasi.

Kondisi ini dirasakan warga karena seluruh SPBU yang beroperasi di wilayah Tanjung Redeb dan kecamatan sekitarnya masih dipenuhi antrean panjang kendaraan. Karena panjangnya antrean membuat masyarakat enggan membuang waktu untuk mengisi BBM di SPBU.

Edi, salah seorang warga, mengaku bahwa dirinya sengaja datang lebih awal ke SPBU yang berada di Jalan H Isa III, untuk menghindari antrean panjang. Bahkan ia sudah berada di SPBU sebelum buka. “Jam 7 pagi saya sudah di SPBU. Karena kalau lambat, antrean pasti panjang. Karena memang motor saya sudah tidak ada bensinnya,” katanya, Minggu (17/11).

Dia mengakui, meski jarak rumahnya ke SPBU tidak terlalu jauh, bukan berarti dirinya mudah mendapatkan BBM. “Kemarin (Sabtu, 16/11) saya sudah antre lama. Ternyata hasilnya nihil. BBM-nya habis,” sambungnya.

Sementara salah seorang pengendara motor, Ari, mengakui tidak melakukan pengisian BBM di SPBU karena panjangnya antrean. Ia pun terpaksa membeli BBM di kios pedagang eceran di wilayah Tanjung Redeb. Namun, harga BBM eceran sejak beberapa hari ini mengalami  kenaikan. Biasanya BBM jenis Pertalite di pedagang eceran Rp 10 ribu per botol. Namun, sejak beberapa hari terakhir sudah naik Rp 13 ribu sampai Rp 15 ribu per botol.

“Saya juga heran, kenapa ada kenaikan. Padahal dari SPBU harga tetap dan tidak ada kekosongan,” ujarnya.

Ia pun berharap instansi terkait mengambil tindakan agar tidak ada lagi pedagang BBM eceran memanfaatkan situasi. Karena kondisi ini sudah meresahkan warga.

Sementara itu, Wakil Bupati Berau Agus Tantomo mengakui sulitnya mendapat BBM sudah meresahkan warga.  Menurut dia, salah satu cara untuk mengurangi persoalan ini adalah dengan melakukan penambahan kuota BBM.

“Permasalahannya ini karena kuota BBM di Berau belum mencukupi. Karena begitu SPBU buka,  langsung habis diserbu warga yang antre. Operasional SPBU rata-rata hanya 8 sampai 10 jam. Begitu habis, otomatis SPBU tutup. Dampaknya banyak masyarakat kita yang tidak mendapat BBM subsidi,” jelas Agus Tantomo, kepada media ini, Minggu (17/11).

Penambahan kuota BBM menurut Agus, akan membuat jam operasional SPBU akan lebih panjang. Sehingga lebih banyak kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengisi BBM. “Seharusnya pasokan BBM dan jam operasional SPBU ditambah. Sehingga masyarakat juga bisa mengisi di SPBU, tidak selalu membeli di kios-kios BBM eceran,” pungkasnya. (*/aky/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X