Irigasi Masih Buat Petani Gigit Jari

- Selasa, 19 November 2019 | 13:16 WIB

TANJUNG REDEB – Pembangunan bendungan dan saluran irigasi di Kampung Merancang Ilir dan Sukan Tengah, belum memberikan dampak pada kemajuan pertanian di dua kawasan tersebut. Para petani yang mengharapkan peningkatan hasil produksi, hingga kini masih harus ‘gigit jari’.

Dari pantauan Berau Post, dua bendungan yang terhubung dengan saluran irigasi tersebut, memang belum berfungsi maksimal untuk mengalirkan air.

Malah dikatakan penjaga pintu Bendungan Merancang, Muin, bendungan yang dia jaga justru tengah bermasalah. Karena sejak musim kemarau beberapa bulan lalu, bendungan mengalami kekeringan.

“Sebenarnya aliran irigasinya itu mengalir, tetapi saat ini volume airnya berkurang,” jelasnya saat ditemui Berau Post di Bendungan Merancang, beberapa waktu lalu.

Dijelaskannya, keberadaan bendungan tidak sekadar untuk mengalirkan air ke wilayah pertanian masyarakat Merancang Ilir saja. Tapi juga untuk memenuhi kebutuhan air bagi kawasan pertanian di Kampung Merancang Ulu dan Melati Jaya. “Tapi karena sedang krisis air, jadi kami perlakukan buka tutup untuk pengaliran air ke tiga kampung itu,” katanya.

Di Bendungan Merancang, volume air sempat berada pada titik 1,4 kubik saja. Padahal saat musim hujan, bendungan tersebut bisa menampung air sebanyak 13 juta kubik. “Mau bagaimana lagi, volume airnya saja berkurang sangat jauh. Jadi tinggal menunggu air hujan turun saja yang diharapkan,” katanya.

Sementara itu, salah satu petani di Kampung Merancang Ilir, Rusdiyanto, mengatakan dengan tidak adanya aliran air untuk mengairi sawah miliknya, sudah memberikan kerugian besar baginya. Sebab, sudah dua kali musim panen padi, dirinya selalu mengalami kegagalan, karena tanaman padinya kurang mendapat suplai air.

“Jika bicara rugi, kami pasti rugi. Tapi mau bagaimana lagi. Karena saat kita menanam padi, air masih lancar, tapi setelah ditanam, tiba-tiba kemarau. Jadi saya juga bingung, siapa yang harus disalahkan?” tanyanya.

“Mungkin ada beberapa petani yang menggantungkan hidupnya di situ. Tetapi jika dibilang rugi, pasti kami sangat rugi,” ujarnya.

Makanya hingga saat ini dirinya merasa, pembangunan Bendungan Merancang sangat mubazir.

“Keberadaan bendungan itu menurut saya tidak ada pengaruhnya untuk masyarakat,” pungkasnya.

Keberadaan bendungan Beriwit di Sukan Tengah, lebih parah lagi. Pasalnya, sejak dibangun tahun 2003 silam, Bendungan Beriwit tak kunjung dioperasikan.

Diakui juru pintu Bedungan Beriwit, Baharuddin, sejak bendungan dibangun, memang belum pernah berfungsi untuk mengalirkan air ke lahan petani di tempat tersebut.

“Nanti di tahun 2020 baru akan berpungsi, karena memang pengerjaannya secara bertahap. Saya tahu hanya sampai situ saja, selebihnya saya tidak paham kenapa lama sekali tempat itu tidak beroperasi,” katanya saat ditemui beberapa waktu lalu.

“Karena bendungan itu belum difungsikan, sementara masyarakat menanam padi gunung, dan para masyarakat mengandalkan air hujan untuk membasahi tanaman mereka,” jelasnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X