Suplai BBM Subsidi Tak Sesuai Jatah

- Kamis, 21 November 2019 | 13:31 WIB

TANJUNG REDEB - Menindaklanjuti keluhan dan keresahan masyarakat terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang kerap terjadi, Komisi II melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Jobber Berau di Kampung Maluang, Rabu (20/11). Selain itu, sidak yang dipimpin Ketua DPRD Berau Madri Pani, juga menyisir enam stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di empat kecamatan terdekat.

Sekretaris Komisi II DPRD Berau, Sujarwo Arief Widodo mengatakan, sidak ini untuk mengetahui secara pasti permasalahan yang dihadapi SPBU sehingga kerap kehabisan stok, dan terjadi antrean panjang kendaraan. Pihaknya juga ingin mengetahui, kuota BBM yang disalurkan Jobber Berau ke beberapa SPBU yang ada di Berau.

“Sebenarnya fokus kita tiga. Meminta data kuota BBM yang masuk ke SPBU, mulai dari Premium, Pertalite, dan Pertamax setiap bulannya. Kemudian menanyakan kapasitas tangki yang dimiliki SPBU. Jangan sampai tangki SPBU tidak bisa menampung kuota BBM yang diberikan Jobber, sehingga terjadi kekurangan,” jelas Sujarwo, kemarin.

“Dan ternyata, rata-rata SPBU memiliki tangki dengan kapasitas 30 kiloliter. Artinya ketika mereka meminta tambahan kuota, itu masih bisa menampung,” sambungnya.

Selain itu, masalah antrean panjang kendaraan yang melakukan pengisian juga jadi perhatian pihaknya. Pemandangan ini terjadi setiap hari. Agar tidak ada antrean panjang, pihaknya ingin mengetahui jumlah kuota yang diperlukan SPBU untuk memenuhi permintaan masyarakat agar tidak lagi terjadi antrean panjang.

Keterangan yang diperoleh dari beberapa SPBU, rata-rata memiliki persoalan yang sama. Mereka (pihak SPBU) mengaku masih kekurangan kuota, khususnya BBM subsidi. Selama ini, untuk Premium, SPBU dijatah 10 Kiloliter per hari, atau sekitar 300 KL lebih per bulan. Dia menyebutkan, jika kuota ditambah menjadi 20 kiloliter per hari, pihak SPBU meyakini antrean akan berkurang. Karena waktu operasional juga bertambah.

Lebih lanjut dikatakan Sujarwo, kondisi sering kosongnya stok di SPBU ini diperparah, karena realisasi penerimaan BBM subsidi yang diterima SPBU tidak sesuai dengan jatah. Fakta di lapangan, ada beberapa SPBU yang menerima kurang dari 300 KL dalam sebulan.

Berdasarkan data yang diperoleh Komisi II di tiap SPBU di bulan Oktober, SPBU Rinding dalam sebulan hanya menerima Premium 240 KL, dan Solar 180 Kl. SPBU Sambaliung hanya menerima Premium 270 KL, dan Solar 150 KL. SPBU H Isa III Premium 230 KL, dan Solar 170 KL. “Artinya tidak sesuai jatah 10 KL setiap hari. Pertanyaannya ke mana sisanya”? ujarnya.

Ia pun menegaskan, Jobber merupakan pihak yang dipercaya oleh Pertamina dan bertanggung jawab dengan stok BBM baik subsidi maupun non-subsidi bisa tersedia agar tidak terjadi kekosongan yang bisa menimbulkan gejolak di masyarakat. "Kami anggap Jobber belum mampu mengemban hal itu. Pihak Jobber tidak bisa menjamin distribusi ke SPBU berjalan setiap hari sesuai jatah yang ditentukan Pertamina. Harusnya mereka bisa menjamin, estimasi perencanaan ketika terjadi permasalahan di lapangan. Itu mereka tidak dapat menjamin,” tandasnya.

Sementara itu, Penanggung Jawab Jobber Berau, Ramlan mengakui penyaluran BBM ke SPBU sudah sesuai kitir yang disepakati yakni 10 KL per hari. “Kalau BBM subsidi kita salurkan 10 KL setiap hari. Non-subsidi tidak ada batasan,” ujarnya.

Ditanya mengenai adanya temuan bahwa Jobber tidak menyalurkan jatah subsidi setiap hari, Ramlan berdalih bahwa pihaknya memiliki perencanaan per hari yang sudah susun. “Kami bisa jamin dengan catatan kalau stok di Jobber aman,” katanya. Terkait sisa jatah yang tidak disalurkan, Ramlan enggan memberikan keterangan. (*/oke/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X