KETUA DPRD Berau Madri Pani meminta pihak Pertamina agar lebih serius mengevaluasi dan mengkaji penyelesaian persoalan BBM yang ada di Berau. Mengingat Pertamina memiliki Tim Satgas Penyaluran BBM di setiap wilayah. Seharusnya mereka yang dapat mengkaji dan mengevaluasi.
“Jangan sampai terkesan SPBU yang disalahkan melakukan kecurangan. Padahal masalah ini muncul dikarenakan dari Jobber,” ujar Madri Pani, usai melakukan sidak ke SPBU dan Jobber Berau, Rabu (20/11).
Bahkan ia melihat gejolak ini bisa jadi akal-akalan yang dilakukan pihak Jobber untuk meminta penambahan kuota subsidi ke Pertamina. Dikatakan Madri Pani, tahun 2020 mereka bisa meningkatkan kuota 9 persen. Dengan adanya gejolak di lapangan, Jobber bisa meminta tambahan kuota tersebut.
“Saya malah curiga gejolak yang terjadi akibat sulitnya masyarakat mendapat BBM subsidi justru Jobber sendiri yang bermain. Seperti saat sidak tadi (kemarin), pihak Jobber tidak bisa menjelaskan kuota BBM subsidi yang disalurkan untuk Berau,” tegasnya.
“Kami minta data, tapi tidak transparan. Ini kan aneh,” sambungnya.
Dikatakannya, kuota BBM yang ada di Jobber seharusnya terfokus untuk kebutuhan Kabupaten Berau. Namun sementara ini, juga disalurkan untuk wilayah Bulungan, Provinsi Kaltara.
“Dalam waktu dekat Komisi II juga berencana akan mendatangi pihak PT Pertamina di Balikpapan, untuk mencari apa masalahnya dan solusinya ke depan agar tidak ada lagi kekurangan BBM di Berau,” paparnya.