Hasil Uji Sampel Sungai Segah yang Tercemar, DLHK Temukan Ini

- Kamis, 21 November 2019 | 13:37 WIB

TANJUNG REDEB – Kondisi air Sungai Segah yang berubah warna menjadi hijau makin pekat. Pemkab pun terus melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab fenomena ini.

Bahkan dua nama perusahaan di bawah naungan Kuala Lumpur Kepong (KLK) Grup, yakni PT Hutan Hijau Mas (HHM) dan PT Satu Sembilan Delapan (SSD) diduga sebagai penyebab perubahan air sungai itu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Sujadi mengatakan, pada 10 November, pihaknya telah mengambil sampel dari Rinding hingga Kampung Labanan. Selanjutnya, pada tanggal 12 November, DLHK menyerahkan hasil uji sampel kepada Bupati Berau.

“Bupati memerintahkan untuk kembali mengecek ke daerah lebih atas lagi. Kami masuk ke dalam drainase milik PT Hutan Hijau Mas dan PT SSD. Di sana ditemukan pH air di bawah 4,” jelas Sujadi, kemarin (20/11).

Selain dua perusahaan tersebut, pihak DLHK juga mengambil sampel dari beberapa perusahaan perkebunan yang berada di lokasi awal ditemukan perubahan warna air Sungai Segah. Namun, tidak menemukan hasil yang mencurigakan. “Dugaan sementara yakni karena pupuk,” kata Sujadi.

Sujadi menegaskan, dari 9 pupuk yang diuji, ada 5 pupuk yang dipakai cocok dengan temuan DLHK di lapangan. Pupuk tersebut memiliki sifat membuat air jernih. “Di sini dugaan kami semakin  kuat,” tambahnya.

Ia menuturkan, untuk sementara sistem pemupukan kedua perusahaan itu distop. Hal ini untuk menghindari semakin parahnya perubahan air pada Sungai Segah. Terlebih kedua perusahaan tersebut secara langsung terkoneksi dengan pasang surut air sungai. Sehingga pupuk yang mengendap terbawa air surut.

Pihaknya juga meminta pihak perusahaan untuk mengelola air yang ada di drainase kebun untuk meningkatkan pH air.

Terpisah, Manajer Humas KLK Grup, Jupita Sari mengakui, memang ditemukan pH air yang rendah di titik perusahaan di bawah naungan KLK Grup. Terkait hal ini, ia mengaku telah melakukan beberapa aksi. Di lapangan pun KLK Grup telah melakukan apa yang diperintah Bupati Berau, yakni menutup pintu air serta menyetop pemupukan untuk menetralkan kadar air yang ada.

“Kami menghormati keputusan pemda. Jadi kami stop pemupukan sementara. Untuk waktunya sampai kapan, kami juga belum tahu,” ujar Jupita, kepada Berau Post, kemarin.

Dua pintu air yang ditutup kata dia yakni di PT SSD dan PT HHM. Untuk pemupukan dilakukan sesuai dengan SOP perusahaan dan diaplikasikan sesuai prosedur. Mengenai dampak pemupukan terhadap pencemaran, Juptia menuturkan masih menunggu hasil pengujian.

“Hal inilah yang terus kami lakukan bertahun-tahun. Sesuai dengan arahan konsultan. Yang jadi fokus saat ini adalah menaikkan pH,” katanya.

“Terkait dugaan pencemaran yang baru dijadikan parameter hanya kadar pH. Secara indikasi, apakah hanya kadar pH saja yang dijadikan faktor utama pencemaran air. Saya pikir tidak itu saja,” ujarnya.

Dikatakan Jupita, bisa saja perubahan air Sungai Segah dampak dari musim kemarau yang panjang, ditambah dengan kebakaran hutan yang mungkin menyebabkan tingkat keasaman tanah atau air meningkat. Karena itu, Jupita menuturkan, KLK Grup meminta dibentuknya tim independen yang memiliki kompetensi di bidang analisa dan pengujian, salah satunya dari perguruan tinggi. (*/hmd/har)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X