Kelompok Batik Terkendala Pemasaran

- Sabtu, 30 November 2019 | 19:21 WIB

GUNUNG TABUR – Meningkatkan pendapatan masyarakat dari kerajinan tangan. Kampung Maluang membentuk kelompok pembuat batik yang bernama Putri Maluang Batik.

Kelompok rumah yang diketui Putri Arofah ini telah terbentuk sejak 2018 lalu. Dan telah menjalankan bisnis batik bercorak khas Bumi Batiwakkal –sebutan Berau.

“Bisnis rumahan kami ini berawal dari hobi saja. Kebetulan ada pelatihan, akhirnya saya sama teman-teman di sini (Kampung Maluang, red) juga ikut,” katanya kepada awak media ini. 

Meski sudah setahun berjalan, bisnis kelompok ini ternyata tidaklah mudah. Apalagi kalau sudah berbicara mengenai pemasaran. Tingginya harga bahan-bahan dasar membuat batik, secara tidak langsung menaikkan harga jual di pasaran.

Tingginya harga jual inilah yang membuat pemasaran batik yang dibuat kelompok ini menjadi kendala. "Paling mahal Rp 250 ribu dengan ukuran 2,5 meter. Itukan prosesnya panjang. Perlu 3-4 kali pewarnaan," jelasnya.

Sulitnya memasarkan produk, bukanlah satu-satunya kendala yang dihadapi kelompok ini. Putri Arofah menuturkan, ada beberapa alat pembuat batik yang masih kurang.

Namun,meski masih banyak persoalan yang dihadapi, ia bersama rekan-rekannya mengaku tetap bertekad membuat batik khas Berau. "Sistem pemasaran kami saat ini ya hanya melalui media sosial saja," ujarnya.

Ditanya mengenai motif-motif dari batik yang dibuat. Ia mengungkapkan berasal dari alam sekitar. "Kami tidak langsung memproduksi banyak. Hanya jika ada pesanan saja baru akan kami buatkan," terangnya. (*hmd/arp)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X