Periksa Perusahaan yang Diduga Cemari Sungai, Bupati Bakal Bersurat ke KLHK

- Minggu, 1 Desember 2019 | 13:02 WIB

TANJUNG REDEB – Pemkab Berau terus berupaya menyikapi fenomena perubahan air Sungai Segah yang diduga tercemar limbah perusahaan perkebunan.

Bupati Berau Muharram, mengaku akan bersurat ke Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Tujuannya, meminta KLHK menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan perkebunan yang diduga aktivitas mencemari sungai.

Menurutnya, masalah perubahan kondisi air Sungai Segah tak bisa dianggap remeh. Karena dampaknya sudah membuat ikan di sungai maupun milik petani keramba mati.

Langkah awal yang sudah dilakukan yakni melakukan uji sampel air yang diambil di beberapa titik, termasuk di sekitar pembuangan perushaan perkebunan. Bahkan, Muharram mengaku telah memerintahkan agar perusahaan yang diduga mencemari sungai menghentikan sementara aktivitas pemupukan, termasuk menutup seluruh irigasi sehingga tidak mengalir ke sungai.

“Ini juga supaya tidak jadi bias. Yang saya perintahkan adalah seluruh proses pemupukan dihentikan sementara. Termasuk irigasi-irigasi ditutup dulu. Jangan mengalir, itu yang saya maksud,” tegasnya, di sela-sela kegiatan peresmian Landmark Gunung Tabur, kemarin (30/11).

Pada kenyataannya, lanjut Muharram, setelah beberapa pekan aktivitas pemupukan dihentikan, dan saluran irigasi ditutup, perubahan warna air sungai pun lambat laun kembali normal. Ini membuktikan dugaan terjadinya fenomena itu dari adanya aktivitas perusahaan perkebunan yang beroperasi di sekitar Sungai Segah. “Namun sampai hari ini, pihak perusahaan yang bersangkutan belum mengakui tentang kesalahan tersebut. Pihak perusahaan masih menganggap memang ada potensi asam di kebun itu,” kata Muharram.

Menurut analisanya, dua perusahaan perkebunan yang menjadi sumber utama, sebab saat diperiksa di atas kebun, kondisi air tetap normal. Namun, kondisi air dari kebun ke bawah, kondisinya berubah.

“Kemudian kita tes air yang mengalir dari irigasi yang bersumber dari kebun itu, hasilnya pH air di bawah 4. Artinya 2 sampai 3,0. Sehingga dugaan kita sementara bersumber dari perusahaan perkebunan,” katanya.

Kendati demikian, karena pihak perusahaan belum menerima dan yakin bahwa sudah menjadi sumber dari persoalan tersebut. Maka pihaknya telah mengambil kesimpulan akan bersurat ke kementrian lingkungan hidup.

“Mudah-mudahan hasilnya nanti bisa meyakinkan kita. Dan ada tindakan yang harus dilakukan dalam bentuk pengelolaan limbah, baru nanti bisa dilepas ke sungai,” kata Muharram.

Sebelumnya, Pemkab Berau terus melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab perubahan warna air Sungai Segah November lalu. Dua perusahaan di bawah naungan Kuala Lumpur Kepong (KLK) Grup, diduga sebagai penyebab perubahan air sungai itu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Sujadi mengatakan, sejak 10 November, pihaknya telah mengambil sampel dari Rinding hingga Kampung Labanan. Selanjutnya, pada 12 November, DLHK menyerahkan hasil uji sampel kepada Bupati Berau.

“Bupati memerintahkan untuk kembali mengecek ke daerah lebih atas lagi. Kami masuk ke dalam drainase milik perusahaan kebun. Di sana ditemukan pH air di bawah 4,” jelas Sujadi.

Selain dua perusahaan tersebut, pihak DLHK juga mengambil sampel dari beberapa perusahaan perkebunan yang berada di lokasi awal ditemukan perubahan warna air Sungai Segah. Namun, tidak menemukan hasil yang mencurigakan. “Dugaan sementara yakni karena pupuk,” kata Sujadi.

Sujadi menegaskan, dari 9 pupuk yang diuji, ada 5 pupuk yang dipakai cocok dengan temuan DLHK di lapangan. Pupuk tersebut memiliki sifat membuat air jernih. “Di sini dugaan kami semakin  kuat,” tambahnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB
X