TANJUNG REDEB – Pelabuhan Maratua yang dibangun tahun 2015 hingga kini belum difungsikan. Belum difungsikannya pelabuhan itu, karena posisi dermaga berada di titik yang dangkal. Sehingga kapal tidak bisa berlabuh di pelabuhan saat air tengah surut.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Berau, Abdurahaman, penambahan panjang dermaga menjadi salah satu solusi untuk memaksimalkan Pelabuhan Maratua. Hal ini juga berdasarkan hasil peninjuan baik dari Dinas Pekerjaan Umum, DPRD, Kejaksaan, dan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Berau.
“Saat ini sudah ada perencanaan untuk penambahan pelabuhan sekitar 8 sampai 10 meter,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Hanya saja, yang jadi persoalan sampai saat ini penambahan panjang pelabuhan itu belum terealisasi karena terkendala anggaran.
Pihaknya pun sudah memasukan rencana penambahan panjang pelabuhan dalam draf anggaran. Hanya saja, ketika mendapatkan informasi bahwa ada pengurangan anggaran, pihaknya terpaksa melakukan penyesuaian kembali. “Bagaimana kami mau masukkan pelabuhan Maratua, anggaran yang ada saat ini saja dikurangi,” paparnya.
Penambahan panjang Pelabuhan Maratua, kata Abdurahman, membutuhkan anggaran sekitar Rp 35 miliar.
Upaya penambahan panjang pelabuhan juga sudah disampaikan ke Pemerintah Provinsi Kaltim dan Pemerintah Pusat. Menurutnya, dengan adanya bantuan keuangan pemerintah provinsi dan pusat, maka rencana itu bisa direalisasikan.
“Kalau anggaran dari daerah kita tidak bisa. Jadi kita sinkronkan dengan provinsi dan pusat,” lanjut Abdurahman.
“Kami juga sudah usulkan ke pusat. Jadi memang saat ini hanya menunggu anggaran saja. Jika anggarannya sudah turun. Itu nantinya akan ditambah 8 hingga 10 meter,” sambungnya.
Menurutnya, persoalan ini tak bisa didiamkan begitu saja. Pasalnya, sangat disayangkan pembangunan pelabuhan dengan anggaran yang cukup besar namun tidak dapat difungsikan.
“Sebenarnya pelabuhan itu bisa difungsikan namun dalam kondisi air saat pasang. Tapi kalau air surut kapal tidak bisa berlabuh,” pungkasnya. Seperti diketahui, Pelabuhan Maratua dibangun dengan dana sekitar Rp 60 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2015. (*/oke/har)