Isyarat Fodor’s Travel

- Senin, 9 Desember 2019 | 15:23 WIB

FODOR’S Travel, media wisata berkedudukan di London, Inggris, menerbitkan buku panduan wisata. Media wisata ini mengejutkan banyak orang, setelah menyebutkan dua destinasi wisata di Indonesia, agar dipertimbangkan untuk tidak dikunjungi selama tahun 2020.

Walaupun destinasi yang ada di Berau tidak masuk dalam catatan Fodor’s Travel, perlu juga menjadi perhatian. Sebab, apa yang diungkapkan terkait lingkungan dengan kunjungan massal,  maupun destinasi yang berbiaya murah.

Destinasi wisata Berau, belumlah masuk dalam jumlah massal. Kecuali pada hari libur tertentu, seperti akhir tahun. Selebihnya, hanya kunjungan yang jumlahnya tidak terkonsentrasi di satu tempat.

Wisatawan hanya datang, pada tiga hari di akhir pekan. Hari berikutnya, hampir semua destinasi terlihat lengang. Kalau juga ada, wisatawan yang long stay, menetap lebih dari 7 hari.

Kekhawatiran Fodor’s Travel terhadap masalah lingkungan, sempat terjadi di Pulau Derawan.  Juga potensinya, akan sama di Pulau Maratua.  Termasuk destinasi pesisir.

Derawan, dengan pulau yang tidak terlalu luas itu, dalam beberapa tahun terakhir, dihadapkan pada masalah lingkungan. Yaitu, soal sampah. Mungkin sama dengan kriteria yang dijadikan alasan oleh Fodor’s Travel.

Pengelolaan sampah di Pulau Derawan, sempat tak terkendali. Banyaknya produksi sampah, terutama sampah plastik, warga menjadikan laut sebagai ‘Tempat Pembuangan Sampah’.  Ini yang menimbulkan keprihatinan yang mendalam.

Maratua dan destinasi di wilayah pesisir, bila tidak ditangani dengan baik. Maka, persoalan lingkungan juga menjadi bagian dari permasalahan yang akan dihadapi. Wilayah pesisir, masih cukup lahan untuk menampung dan mengolah sampah.

Maratua, walaupun ada lahan yang cukup, namun kondisi lahannya berbeda. Maratua adalah batu karang yang tertutup pasir. Sehingga, bila produksi sampah trus meningkat, tanpa proses pengolahan juga akan menjadi masalah serius.

Fodor’s juga menyinggung, destinasi yang dipertimbangkan agar tidak dikunjungi, terkait berbiaya murah. Ada dampak yang dikhawatirkan.

Berau sebetulnya juga punya destinasi, yang kriterianya sama dengan yang dikhawatirkan Fodor’s Travel.

Pulau Kakaban misalnya. Tak ada regulasi, yang mengatur, seberapa banyak wisatawan yang boleh masuk ke Danau Ubur-Ubur, dalam waktu bersamaan. Wisatawan bisa datang kapan saja, di pagi hingga sore hari.

Wisatawan belum dipungut bayaran. Ada kekhawatiran, bila jumlah wisatawan yang datang bersamaan di Danau Ubur-Ubur itu, akan mengganggu perkembangannya. Juga belum ada aturan yang jelas, agar dalam periode tertentu, kunjungan ke Pulau Kakaban di hentikan sementara.

Memberikan kesempatan Ubur-Ubur untuk berkembang biak. Kecuali untuk keperluan penelitian dan keperluan promosi.

Terlalu banyak pintu, untuk bisa menjangkau sejumlah destinasi. Pintu masuk yang tidak dijaga. Pintu utara dari arah Tarakan, setiap pekan belasan speed boat bermuatan 25 hingga 30 orang.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X