Kalimarau Sedikit Lagi

- Senin, 9 Desember 2019 | 15:34 WIB

JADI ingat kalimat Pak Dahlan Iskan, pada catatan saya yang dimuat pada 7 Desember 2018 lalu. Ia baru melakukan perjalanan ke Tawau, Malaysia Timur. Menyeberang ke Tarakan, dan berakhir di Bandara Kalimarau.

Tiga bandara yang dilalui. Sama-sama status bandara International. Dua benar-benar internasional. Satu lagi, baru fasilitasnya yang internasional.

Apakah karena ini sehingga Pak Dahlan menuliskan kalimat singkat ‘Kalimarau Sedikit Lagi’.

Satu tahun saya memendam rasa atas kalimat Pak Dahlan itu. Saya jadi kepikiran. Kalimatnya menggantung. Ibarat enak-enaknya makan, mau nambah, nasinya habis.

Jumat (6/12), teman saya Wawan, menginformasikan keberangkatannya ke Jakarta. Ia bersama Pak Abdurahman, Kadis Perhubungan. Ia dapat undangan dari Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kalimarau. Katanya akan ada penilaian yang berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta.

Soal penilaian apa? Dia pun tak tahu. Yang penting berangkat. Sekalian bermalam Minggu di Jakarta.

Lepas tengah malam, Wawan mengirimkan video pendek. Isinya, Penganugerahan Bandara Kalimarau yang meraih predikat The Best Airport 2019.

Buru-buru saya download video itu, lalu saya sebarkan lewat Story Instagram saya. Teman-teman saya, banyak yang memberi jempol. Ada juga yang memberikan ucapan selamat. Bila nanti bertemu, akan saya sampaikan ucapan selamat itu pada Pak Bambang, Kepala UPBU Kalimarau.

Bagaimana tidak hebat. Penghargaan sebagai bandara terbaik, sudah diraihnya sejak tahun 2015. Dan berturut-turut hingga lima tahun. Atas penghargaan itu, Kalimarau bisa naik kelas. Dari Kelas II menjadi bandara Kelas I. Hebat kan.

Terus menjaga komitmen dan pelayanan, selama lima tahun berturut-turut, Kalimarau dinobatkan sebagai The Best Airport. Dengan begitu, Kalimarau menjadi bandara Kelas I terbaik secara nasional, di luar bandara yang dikelola Angkasa Pura. Sekali lagi, hebat kan.

Bukan hanya Pak Bambang bersama seluruh timnya yang hebat. Masyarakat Berau dan pengguna jasa bandara juga hebat. Bupati juga hebat. Tapi, lebih hebat lagi bupati dan wakil bupati sebelumnya.

Bupati Masdjuni (Almarhum) dan Pak Makmur bersama Pak Rifai, adalah tokoh yang punya visi ke depan yang tajam. Ia tahu, kalau bandara adalah etalase sebuah kota. Atas ‘kenekatan’ mereka, sehingga Bandara Kalimarau bisa terbangun.

Kehadiran Bandara Kalimarau, sekaligus memosisikan Berau sebagai satu-satunya bandara di level kabupaten yang dilengkapi ‘Garbarata’.

Memang, jadi ‘komandan’ itu, dibutuhkan kenekatan. Bukan hanya beretorika. Menyiapkan lahan, lalu membangun bandara yang begitu megah dengan biaya yang besar, akhirnya bisa menjadi kebanggaan.

Ada saja yang protes dengan bahasa yang ‘menyindir’. Katanya belum waktunya. Pemborosan anggaran lah. Sama ketika akan membangun pasar Sanggam Adji Dilayas. Banyak juga suara sumbang. Akhirnya, masyarakat bisa merasakan manfaatnya. Bahkan menjadi kebanggan.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Skema Zonasi PPDB SMA di Bontang Dikeluhkan

Rabu, 8 Mei 2024 | 09:30 WIB

Buruh, Didik dan Etik

Rabu, 8 Mei 2024 | 07:48 WIB
X