Berbagi Cahaya

- Rabu, 11 Desember 2019 | 14:27 WIB

APAPUN yang menjadi topik pembahasan media online, juga jadi pembicaraan di masyarakat. Apalagi di kalangan pegawai negeri sipil. Mulai rencana penghapusan eselon III dan eselon IV, hingga rencana tak lagi memberikan honor bagi PNS yang melaksanakan tugas perjalanan dinas.

“Kalau saya tak masalah,” kata salah seorang PNS yang tidak menduduki jabatan struktural di kantornya. Yang repot, mereka yang sudah menikmati berbagai fasilitas sebagai pejabat eselon III dan IV. “Mereka itulah yang gelisah, bila dijadikan pejabat fungsional,” tambahnya sambil tersenyum.

Selalu saja ada hal baru. Berau yang kondisi geografisnya berjauhan, untuk mengunjungi kecamatan harus mengeluarkan biaya. Kalau sekadar kunjungan ke kecamatan terdekat, tak perlu mendapatkan honor perjalanan dinas.

Kita tunggu saja, bagaimana perkembangan selanjutnya. Yang katanya penghapusan eselon itu akan dimulai tahun depan. Pengaruhnya pasti ada juga. Pegawai mulai tak bersemangat untuk kegiatan perjalanan dinas.

Catatan saya kali ini, tidak ingin membahas soal itu. Saya hanya ingin berbagi kebahagiaan warga di ibu kota kecamatan Segah. Bahagia setelah terbebas dari pasokan listrik yang sangat terbatas, sehingga waktu menikmati cahaya terang hanya beberapa jam saja.

Aktivitas di siang hari tanpa listrik, menjadi sangat terbatas. Kegiatan perkantoran dan pelayanan umum juga demikian. Puskesmas, harus menghidupkan genset. Saya tidak tahu, bagaimana mengakali peralatan yang butuh aliran listrik.

PLN juga tak mampu menghadirkan pembangkit yang bisa bekerja selama 24 jam. Bisanya hanya beberapa jam di malam hari. Di siang hari, tak ada daya. Juga tak ada upaya.

Di saat perkebunan masih awal melakukan penanaman, juga belum bisa berbuat banyak. Belum bisa menjawab persoalan utama yang terjadi di masyarakat. Paling tidak, hanya membantu bahan bakar.

Setelah tanaman mulai berbuah dan masuk usia panen, pabrik mulai beroperasi. Di sinilah ada celah untuk saling berbagi.

Pabrik Crude Palm Oil (minyak sawit mentah), membutuhkan listrik. Rumah karyawan juga demikian. Kantor apalagi. Penerangan jalan dalam kawasan pabrik begitupun adanya. Sebanyak apapun yang diproduksi, pastilah ada sisanya.

Sisanya ini (ecsess power), yang dimintakan untuk berbagi ke masyarakat. Perusahaan bisa menjual sisa listrik yang tidak terpakai itu, kepada PLN dan selanjutnya kepada pelanggannya.

PT Hutan Hijau Mas (HHM) yang membuka pabrik Berau Palm Oil Mill, di Gunung Sari, Kecamatan Segah, punya kelebihan listrik yang siap dibagikan.

Perusahaan punya kapasitas terpasang, sekitar 1 MW. Tak seluruhnya dipakai. Perusahaan kemudian berinvestasi membangun jaringan dari pusat pembangkit, hingga ke pusat distribusi listrik PLN.

Semua sudah sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 Tahun 2009, telah membuat perusahaan yang memiliki kelebihan daya mau menjual listriknya kepada PLN. Inilah yang dilakukan perusahaan.

Sebagai bagian peran serta perusahaan kepada masyarakat, yang notabenenya banyak di antaranya juga karyawan yang terlibat dalam kegiatan perkebunan.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 18:07 WIB

Drainase di Jalan Juanda Dikerjakan Bertahap

Selasa, 16 April 2024 | 18:00 WIB

Rp 11 M untuk Perbaikan Jalan Sungai Buntu

Selasa, 16 April 2024 | 17:15 WIB

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

Di Kutai Barat, Pertalite Lebih Mahal dari Pertamax

Selasa, 16 April 2024 | 16:30 WIB

BKPSDM Balikpapan Pantau Hari Pertama Kerja

Selasa, 16 April 2024 | 15:00 WIB

Tim Respons Brimob Padamkan Karhutla

Selasa, 16 April 2024 | 12:15 WIB

Tabrak Truk, Pengemudi Motor di Bontang Meninggal

Selasa, 16 April 2024 | 09:04 WIB
X