Akbar Cake dan Puding Fasilitasi Cooking Class Inklusi

- Rabu, 11 Desember 2019 | 14:46 WIB

TANJUNG REDEB – Toko Akbar Cake dan Puding yang berlokasi di Jalan Marsma Iswahyudi, Teluk Bayur, mendukung dengan memfasilitasi kegiatan sekolah cooking class inklusi yang digelar pada Selasa (10/12) pagi.

Pemilik Toko Akbar Cake dan Puding, Diana mengatakan, kegiatan kali ini yang mengambil tema "Semua Anak Bisa Masak" secara khusus melibatkan anak-anak inklusi tingkat sekolah dasar. Terdiri dari SDN 03 Tanjung Redeb, SDN 11 Tanjung Redeb, dan SDN 1 Teluk Bayur.

“Kegiatan kali ini materinya membuat donat dan pizza. Masing-masing anak membuatnya dengan cara mereka sendiri, guna meningkatkan kreasi si anak,” ujarnya.

Diana mengaku senang karena sudah turut terlibat dalam program yang diadakan pihak sekolah ini,  dengan memfasilitasi kegiatan tersebut. Tentu tak lain bertujuan untuk memperkenalkan lebih jauh tentang memasak makanan yang disukai para siswa inklusi itu.

“Pada dasarnya giat ini untuk membuat anak-anak ini happy dengan apa yang dikerjakan. Salah satunya dengan memasak. Dan terlihat suasananya penuh dengan keakraban serta canda tawa dari anak-anak,” jelasnya.

Dijelaskannya, dengan bahan-bahan yang sudah disediakannya, sengaja siswa ini yang  melakukannya sendiri. Karena dengan begitu, siswa siswi ini bisa meningkatkan ide dan kreasinya dalam melakukan sesuatu hal. Sehingga terbentuk karakter kemandirian pada si anak itu sendiri. Karena memasak ini menurutnya juga menjadi salah satu media untuk menambah ilmu pada pendidikan. "Jadi sinkron saja," ujarnya.

“Harapannya kegiatan ini bisa kembali dilaksanakan. Kami pun bersedia jika ingin kembali melakukan memasak ini di tempat kami,” sambungnya.

Ditempat yang sama, Guru Pembimbing Khusus (GPK) dari SDN 003 Tanjung Redeb, Kamsiah menambahkan, kegiatan tersebut merupakan program dari sekolah inklusi yang tergabung dari empat sekolah yang ada. Ia juga menyebut giat dengan memasak merupakan yang perdana bagi siswa tersebut.

“Alhamdulillah, ini perdana dari sekolah inklusi mengadakan cooking class di luar sekolah. Biasanya hanya melakukan kunjung saja ke instansi misalnya,” bebernya.

Secara khusus memang diakui Kamsiah sengaja dilakukan pada anak-anak yang disebutnya istimewa ini. Jika pelajar lainnya melakukan giat class meeting di sekolah, beda halnya pada anak-anak inklusi ini. Sehingga perlunya menimba ilmu dengan cara yang berbeda di luar sekolah.

“Hal ini sengaja kita lakukan. Terlebih terlaksananya giat ini juga atas inisiatif para GPK dari sekolah inklusi. Meski dengan kegiatan yang berbeda, tetapi tidak kalah menyenangkan pula dengan giat anak normal lainnya,” tegasnya.

“Terlihat, orangtua senang, anak-anak juga senang mengikuti semua dari rangkaian memasak. Karena ini juga pengalaman pertama bagi mereka,” pungkasnya.

Kamsiah menegaskan, tujuannya tak lain agar anak-anak ini ke depannya bisa lebih mandiri lagi terhadap apa yang dikerjakan, belajar melakukan aktivitas tanpa didampingi. Tentu pengawasan tetap harus dilakukan.

“Harapannya anak-anak ini bisa lebih mandiri lagi. Tanpa harus merepotkan orangtua si anak. Artinya bisa melayani diri sendiri. Lebih tingkatkan lagi kreatifitas para anak yang baik lagi ke depannya,” harapnya. (mar/adv/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X