DLHK Bingung Sungai Segah Hijau Lagi, Bupati Bilang Begini....

- Sabtu, 4 Januari 2020 | 11:44 WIB
HIJAU LAGI: Air Sungai Segah kembali berubah warna menjadi hijau. Pembudidaya ikan keramba di bantaran Sungai Segah pun mulai waswas karena ikan mereka terancam mati. Foto ini diabadikan Jumat (3/1) kemarin.
HIJAU LAGI: Air Sungai Segah kembali berubah warna menjadi hijau. Pembudidaya ikan keramba di bantaran Sungai Segah pun mulai waswas karena ikan mereka terancam mati. Foto ini diabadikan Jumat (3/1) kemarin.

TANJUNG REDEB - Kondisi air Sungai Segah kembali mengalami perubahan. Seperti terpantau di kawasan Bujangga Jumat (3/1) kemarin, air Sungai Segah kembali berubah warna menjadi hijau.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau Sujadi mengatakan, sejauh ini pihaknya telah melakukan berbagai cara agar permasalahan Sungai Segah bisa tuntas. Bahkan pihaknya juga sudah meninjau kembali pada pertengahan Desember 2019 lalu. “Ada waktu saat hujan deras, kita tinjau lagi ke sana. Sekira tanggal 23 Desember 2019,” ujarnya, kemarin (3/1).

Untuk itu, pihaknya bakal melakukan rapat kembali untuk membahas kondisi air saat ini, yang kembali berubah menjadi warna hijau. Rapat untuk menentukan langkah apa yang akan diambil. Karena menurutnya, memang perubahan warna itu terjadi akibat luapan air ditambah hujan yang mengguyur. Sujadi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah penyebab kembali berubahnya warna air itu  dari aktivitas perusahaan sawit yang ada di bantaran Sungai Segah. “Belum bisa dipastikan,” tegasnya.

Apalagi pihak perusahaan mengklaim water gate atau pintu air yang terhubung ke sungai sudah dalam posisi tertutup. Sehingga dugaan pencemaran bisa dari sumber lain. Namun dijelaskan Sujadi, pihaknya ingin melihat bagaimana efektivitas yang sudah dilaksanakan pihak DLHK.

“Makanya mau dicarikan waktu yang tepat lagi untuk tim ke sana meninjau saat hujan deras turun. Karena kalau nggak saat hujan, tidak akan keliatan, dan kita tidak bisa melakukan uji sampelnya,” katanya.

“Ada kemungkinan juga limpasan yang bocor. Makanya pihak perusahaan perlu benahi lagi limpasannya. Memang saat meninjau ke sana ada ditemukan kebocoran. Tak menutup kemungkinan ada kebocoran lainnya,” jelasnya.

Penyebab lainnya, bisa dari pengaruh pasang surutnya sungai puncak curah hujan yang tinggi. Terlebih menjelang Imlek nanti, curah hujan pasti akan masih terjadi. “Dulu nggak tahu, fenomena ini kan sebelumnya juga ada, tapi bisa tuntas. Dan saat terjadi lagi, sampai saat ini masih terjadi berulang-ulang. Hal ini juga membuat kita bingung. Ada apa?” jelasnya.

 

Saat dikonfirmasi, Bupati Berau Muharram menegaskan, terjadinya perubahan warna air sungai karena faktor hujan yang sangat deras. Otomatis terjadi luapan limbah yang bisa jadi dari aktivitas perkebunan di sekitar sungai. Pihaknya pun telah melaporkan kondisi ini ke Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk menurunkan tim melakukan pengecekan khusus terkait dengan keberadaan air Sungai Segah.

“Alibi kita sudah ke arah sana (limbah perusahaan), tidak ada yang lain. Terlepas mau protes dan sebagainya, silakan saja,” tegas Muharram.

Hasil uji laboratorium yang dilakukan pemerintah sejauh ini, kata Muharram, membuktikan jika semuanya positif campuran limbah dan pupuk perusahaan sawit yang langsung mengarah ke Sungai Segah. “Walaupun secara diplomasi (perusahaan) seolah-olah tidak mau mengakui bersalah,” kata Muharram.

Tetapi dengan menutup dan mengikuti instruksi pemerintah, serta membantu masyarakat dengan ganti rugi atas kejadian tersebut, maka diakui Muharram, bisa dipastikan bahwa perusahaan mengakui kesalahannya.

“Sanksi konkretnya kita berikan kewajiban untuk mengganti kerugian masyarakat. Dan itu sudah terlaksana. Hal lainnya, sebagai tindak lanjut, kita sudah lapor ke kementrian terkait. Jadi biarlah mereka yang bekerja, karena bukan ranahnya kita kalau sudah kasusnya begini,” beber Muharram.

Muharram pun menegaskan, pihak perusahaan dipersilakan untuk menempuh jalurnya sendiri. Namun aktivitas perusahaan juga tidak bisa ditutup begitu saja. Karena ada ribuan karyawan yang bekerja di sana. Tentu akan menuai permasalahan baru. Dan potensi daerah sudah pasti juga akan berkurang. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB

Pemilik Rumah dan Ruko di Paser Diimbau Punya Apar

Senin, 22 April 2024 | 12:30 WIB
X