Permintaan Pak Camat

- Senin, 6 Januari 2020 | 15:31 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

SAYA hampir lupa. Harian pagi Kaltim Post ternyata sedang merayakan ulang tahunnya ke-32 kemarin (5/1). Ucapan selamat saya sampaikan lewat Pak Rusdiansyah Aras. Ucapan lewat instagramnya, di tengah kegiatan olahraga spektakuler.

Tidak terasa, usianya sudah 32 tahun. Media ini banyak menghasilkan wartawan muda dan sekarang sudah tidak muda lagi. Lalu, menghadirkan media ‘anak’ Kaltim Post di daerah. Juga diawaki wartawan yang muda dan energik.

Saya termasuk salah satu jebolan Kaltim Post. Bersama-sama Pak Rusdiansyah Aras, Pak Syafril TH Noor dan beberapa nama. Juga Pak Endro Efendi, yang kini sebagai ketua PWI Kaltim.

Banyak informasi yang diberikan, sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat. Tetap bertahan di tengah-tengah persaingan media sosial yang tumbuh pesat. Kaltim Post, telah memberikan jasa jembatan informasi bagi pembacanya.

Lewat media pula, saya membaca harapan banyak orang. Ada yang berkeluh-kesah. Ada yang tersanjung dan menyanjung. Ada yang mengkritik dan respons yang dikritik. Sebuah dialog yang dinamis.

Seperti harapan yang disampaikan Camat Pulau Maratua. Sebagai pulau wisata dan belasan resor yang ada, Pak Camat melihat berbagai fasilitas yang dibutuhkan.

Jalan-jalan utama di pulau sudah dibangun dengan baik. Listrik juga sudah terlayani 24 jam. Air bersih, masih dalam progres. Begitupun puskesmas yang melayani rawat inap sudah selesai dan mulai dimanfaatkan.

Bagi Pak Camat, itu saja belum lengkap. Ada satu fasilitas sangat diperlukan yang terkait dengan keselamatan jiwa para wisatawan. Khususnya para penyelam.

Potensi para penyelam terserang dekompresi sangat besar. Dan bila itu terjadi, hanya ada waktu singkat untuk bisa mengatasinya. Ada ‘golden time’ sekitar 8 jam. “Kami butuh ditempatkan hiperbarik,” kata Pak Camat.

Mulanya saya berpikir, mengapa harus menghadirkan di Pulau Maratua, padahal terapi oksigen itu sudah disiapkan di Tanjung Batu. Jarak antara Maratua dan Tanjung Batu, masih dalam hitungan ‘Golden Time’.

Pastilah ada pertimbangan lain Pak Camat, sehingga meminta agar alat yang sangat besar faedahnya itu, juga dihadirkan di Maratua. Bila alat itu dimiliki, para peselam dan wisatawan akan merasa nyaman. Terjadi insiden dekompresi, penanganan bisa langsung dilakukan. Apalagi bila kasus itu terjadi di malam hari.

Tak perlu sebesar di Tanjung Batu. Kapasitas 3 atau 4 orang sudah cukup. Alat itu juga bisa menjadi bagian dari ‘bisnis’ puskesmas yang ada. Terapi oksigen, manfaatnya sangat banyak. Bukan semata dalam penanganan kasus dekompresi.

Hiperbarik, bisa menyembuhkan luka yang sangat sulit pulih. Sebab, ketika bekerja, bisa memperbaiki jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. Juga menjadi sarana yang ingin tampil lebih cantik.

Menjadi destinasi berkelas internasional, salah satu yang harus dimiliki adalah hiperbarik. Ditempatkan di puskesmas. Siap melayani berbagai persoalan 24 jam, menolong para wisatawan yang terkena dekompresi.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X