Mahasiswa Minta Usut Tuntas Pencemaran Sungai Segah

- Selasa, 14 Januari 2020 | 15:27 WIB
AKSI DAMAI: Puluhan mahasiswa dan pemuda Kabupaten Berau melakukan aksi damai di depan Kantor DLHK Berau, buntut dari perubahan kondisi air Sungai Segah yang diduga tercemar, Senin (13/1).
AKSI DAMAI: Puluhan mahasiswa dan pemuda Kabupaten Berau melakukan aksi damai di depan Kantor DLHK Berau, buntut dari perubahan kondisi air Sungai Segah yang diduga tercemar, Senin (13/1).

TANJUNG REDEB – Puluhan mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Forum Pemuda Peduli Pendidikan Berau (FP3B) menggelar aksi damai di depan Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau di Jalan APT Pranoto, (13/1).

Aksi yang digelar sekitar pukul 10.00 WITA, ini dijaga ketat oleh aparat kepolisian Polres Berau dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Berau. Aksi ini buntut dari perubahan kondisi air Sungai Segah yang terjadi sejak September 2019 lalu.

Dalam aksi ini, massa meminta kepada DLHK Berau menggunakan cara metodologi penelitian yang objektif dankomprehensif dengan menguji sampel air di seluruh perusahaan sempadan bantaran Sungai Segah. Baik itu perusahaan perkebunan maupun tambang batu bara. Selain itu, mereka juga meminta DLHK menguji unsur fosfor dan nitrogen dari sampel tanah, air dan sedimen lumpur pada perusahaan.

Tidak hanya itu, mereka juga meminta DLHK agar dalam kajian terkait pencemaran lingkungan tidak lepas dari korelasi antar peristiwa tahun 2015 sampai dengan 2020. “Kami meminta ketegasan pemerintah dalam menyelesaikan dan mengusut tuntas pencemaran air Sungai Segah,” kataIwan Tirta, selaku orator aksi.

Iwan juga menegaskan, pemuda dan mahasiswa menilai DLHK hanya meneliti dan memeriksa perusahaan tertentu, dalam hal ini hanya KLK (Kuala Lumpur Kepong) Group. Padahal, di sepanjang Sungai Segah, banyak perusahaan yang beroperasi. Karena itu mereka menginginkan pengujian dilakukan di semua perusahaan agar lebih objektif.

Massa juga menilai hasil uji laboratorium yang dilakukan DLHK masih lemah, tidak disertai data dan tidak memiliki acuan hasil objek penelitian. “Kami yakin jika pihak DLHK melakukan pengujian sampel air di perusahaan lain, kadar asamnya juga tinggi,” katanya.

“Kami menganalogikan saat DLHK menguji pupuk perkebunan, otomatis ambang batasnya tinggi. Seandainya DLHK objektif menguji di perusahaan lain, pasti juga tinggi. Pertanyaannya kenapa tidak dilakukan pengujian di kebun lainnya,” tegas Iwan.

Pihaknya pun menginginkan kepastian yang jelas terkait pencemaran Sungai Segah ini. “Kami juga meminta DLHK memberikan solusi konkret agar pencemaran air Sungai Segah tidak terulang lagi. Dan mendukung DLHK agar tidak kehilangan wibawa dan kepercayaan masyarakat,” pungkasnya. 

Menanggapi aspirasi yang disampaikan pemuda dan mahasiswa, Kepala DLHK Berau, Sujadi yang menemui massa menuturkan, terkait menguji secara merata selain di kawasan KLK Group, ke depan pihaknya akan kembali melakukan monitoring lebih intens di perairan Sungai Segah. “Kami juga sudah berikan hasil uji lab dari kami. Sama halnya dengan hasil lab yang kami publish di media,” katanya.

Yang jelas ditegaskan Sujadi, sumber pencemaran Sungai Segah ada di dua watergate yang berada di wilayah perusahaan KLK Group sesuai dengan hasil lab dan pakar.

“Artinya harus ada tata kelola dari air kebun. Seperti yang disampaikan bagian ekologi bahwa jangan terlalu banyak watergate,” jelas Sujadi.

 Ia juga akan menindak lanjuti hasil penelitian IPB bersama Polres Berau. Sehingga nanti ada kajian-kajian yang harus diikuti oleh perusahaan. Menurut Sujadi, hasil itu juga nanti akan menjadi masukan untuk DLHK dan menjadi evaluasi perusahaan apa yang harus mereka lakukan. “Itu juga (hasil penelitian IPB) akan kami respons,” pungkasnya. (*/oke/har)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X