Mori dan Maratua

- Selasa, 14 Januari 2020 | 15:28 WIB

PUTRA Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed Bin Zayed, mengungkapkan keinginannya untuk berinvestasi di sebuah pulau di Indonesia. Itu disampaikan pada Presiden Jokowi saat berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA).

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mendengar keinginan itu langsung menawarkan satu pulau yang berada di Sulawesi Tengah. Namanya Tanah Mori. Masuk wilayah Morowali.

Bagi kelompok penyelam, kawasan pulau Tanah Mori ini disebut juga “Radja Ampat” yang tersembunyi di Sulawesi Tengah. Memang sangat mirip dengan gugusan pulau di Radja Ampat yang asli di Papua.

Juga terdiri dari beberapa pulau yang tersebar. Menjangkaunya tidaklah terlalu jauh. Ada juga pulau dalam gugusan itu, namanya Pulau Mori. Tanah Mori merupakan suatu daerah yang terletak di pesisir Timur Kabupaten Morowali, di sekitar Teluk Tomori. Namanya diambil dari etnis Mori yang punya sejarah panjang di Morowali.

Beruntunglah Sulawesi Tengah, bila benar putra Mahkota UEA akan berinvestasi di satu pulau yang cocok untuknya. Sebab, pastilah akan digelontorkan banyak uang untuk melengkapi infrastruktur yang belum dimiliki.

Makanya, Pak Luhut, ketika sang Putra Mahkota menyampaikan keinginan itu, lalu disebutlah nama Pulau Tanah Mori. Atau Pulau “Radja Ampat” yang tersembunyi di Sulawesi Tengah.

Saya teringat apa yang pernah diucapkan Pak Nico Barito, Dubes Republik Seychelles di awal-awal keinginan bekerja sama dengan Pemkab Berau, untuk mengelola Pulau Maratua. Ia menyebutkan ada banyak investor yang melirik untuk berinvestasi.

Bukan itu saja, akan membuat semacam ‘sister city’ atau kota kembar antara Seychelles (UEA) dengan Maratua. Akan ada penerbangan langsung dari UEA dan Seychelles ke Maratua atau via bandara Singapura.

Mungkinkah Pak Nico ada investor lain yang juga berasal dari UEA. Bukan sang Putra Mahkota itu. Di UEA banyak pemilik modal yang bersedia melakukan investasi di luar negaranya.

Pulau Tanah Mori seperti yang disebut Pak Luhut dan pulau Maratua bila dilihat di peta, sebetulnya dua pulau yang bertetangga. Bahkan, dari beberapa hal, Maratua lebih unggul. Itu bila melihat secara luas kawasan di Sulawesi Tengah.

Menjangkaunya juga tak beda jauh. Ke Tanah Mori, setelah dari Bandara Mutiara di Palu, masih harus menggunakan perahu cepat. Butuh waktu lebih dari 2 jam.

Ke Pulau Maratua juga begitu. Tapi ada keunggulan yang dimiliki Maratua yang sudah terlebih dahulu dibangun bandara. Sekarang sudah ada penerbangan carter dari Balikpapan ke Maratua. Pertengahan Januari ini, juga akan dimulai penerbangan dari bandara di Samarinda juga terbang langsung ke Maratua. Sedangkan dari Tarakan, sudah sejak setahun terakhir melakukan penerbangan langsung ke Pulau Maratua dan Tanjung Redeb.

Bila disandingkan, pasti masing-masing pulau ada keunggulannya. Tapi, bila digandengkan, investor tentu akan berpikir bagaimana bila dua pulau ini sekaligus dikelolanya. Melihat apa yang diinginkan oleh Putra Mahkota UEA, juga dimiliki Maratua.

Punya tanah yang luas. Punya keindahan dan keunikan lautnya. Juga udara yang dingin. Kalau Pulau Tanah Mori disebut “Radja Ampat” yang tersembunyi di Sulawesi Tengah, Maratua adalah ‘Seychelles’ yang ada di Indonesia.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB

Lahan Terbakar, Asap Mengepul Belasan Jam

Rabu, 17 April 2024 | 14:00 WIB

Pom Mini di Balikpapan Mulai Ditertibkan

Rabu, 17 April 2024 | 11:00 WIB
X