Virus Corona Mendekat, Perketat Pengawasan Laut dan Udara

- Kamis, 23 Januari 2020 | 16:19 WIB

TANJUNG REDEB – Wabah Koronavirus 2019-nCoV, yang dikenal dengan nama Koronavirus Wuhan atau Pneumonia Wuhan tengah mewabah di beberapa negara. Pneumonia Wuhan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada 31 Desember 2019. Virus baru ini membuat beberapa negara, termasuk Indonesia, mulai waspada terhadap potensi penularannya.

Wabah virus ini dilaporkan telah menyebar hingga Thailand, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Makau.

Menanggapi mewabahnya virus itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau pun mengambil langkah cepat dengan bekerja sama lintas sektor. Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi menyebutkan, meskipun di Indonesia, khususnya Kabupaten Berau belum ditemukan kasus tersebut, namun pihaknya tetap melakukan pengawasan untuk mengantisipasi masuknya virus tersebut. Baik itu melalui jalur darat, laut dan udara.

“Kami bekerja sama dengan KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan) wilayah Tarakan.  Jadi, apabila ada kapal dan ABK (anak buah kapal) asing masuk ke Berau, akan dilakukan pengecekan. Ini sebagai upaya antisipasi,” ujarnya, kepada Berau Post.

Sementara untuk jalur udara, lanjut Iswahyudi, pihaknya telah bekerja sama dengan pihak Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dan bandara yang ada di Samarinda. Di bandara tersebut dilakukan deteksi secara langsung. Sehingga warga negara asing yang masuk melalui Bandara Kalimarau dan Bandara Maratua sudah aman.

Diakuinya, hingga kini pihaknya belum menerima laporan dari unit fasilitas kesehatan yang ada di Berau mengenai temuan kasus Pneumonia Wuhan itu. Meski demikian, seluruh petugas fasilitas kesehatan diminta memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai Pneumonia Wuhan tersebut.

“Selain pengawasan, kami juga memberikan imbauan kepada masyarakat mengenai cara pencegahan virus tersebut,” katanya.

Iswahyudi menuturkan, hingga saat ini belum ada keterangan resmi apa penyebab virus tersebut. Namun, kuat dugaan pasar makanan laut atau hewan di Kota Wuhan, Tiongkok, sebagai pusat wabah. “Sampai sekarang masih dicari apa penyebab utama virus tersebut,” pungkasnya.

Iswahyudi menambahkan, virus Pneumonia Wuhan ini berbeda dari virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), meskipun sama-sama menyerang pernapasan.

Dikutip dari laman Wikipedia, wabah Koronavirus baru 2019–2020, dikenal dengan nama Koronavirus Wuhan atau Pneumonia Wuhan, merebak pada pertengahan Desember 2019 di Kota Wuhan, Tiongkok, dari beberapa pengidap Pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui. Sebagian di antaranya memiliki lapak di Pasar Ikan Huanan yang juga menjual hewan hidup. Sejumlah peneliti di Tiongkok telah mengisolasi Koronavirus baru yang diberi kode 2019-nCoV. Sedikitnya 70 persen urutan genom 2019-nCoV sama seperti SARS-CoV.

WHO memperingatkan wabah ini berpotensi meluas, khususnya di tengah puncak arus mudik Tahun Baru Imlek. Sejumlah pihak mempertanyakan apakah virus ini sudah beredar lebih lama daripada yang diperkirakan, apakah Wuhan benar-benar asal mula wabah atau cuma lokasi temuan pertama berkat pengawasan dan pengujian yang berkelanjutan, dan mungkinkah Wuhan berkembang menjadi kasus penularan massal (superspreader).

Per 22 Januari 2020, sembilan korban tewas, semua terjadi di daratan Tionngkok, dan ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia. Peningkatan pengujian mengungkapkan lebih dari 400 kasus yang dikonfirmasi terjadi, beberapa di antaranya adalah petugas layanan kesehatan. Kasus ini juga telah dilaporkan di Thailand, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Makau, dan Amerika Serikat.

Dugaan kasus pertama dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019. Gejala awal mulai bermunculan tiga pekan sebelumnya pada tanggal 8 Desember 2019. Pasar ditutup tanggal 1 Januari 2020 dan orang-orang yang mengalami gejala serupa dikarantina. Kurang lebih 700 orang yang terlibat kontak dengan terduga pengidap, termasuk +400 pekerja rumah sakit, menjalani karantina.

Seiring berkembangnya, pengujian PCR khusus untuk mendeteksi infeksi, 41 orang di Wuhan diketahui mengidap virus korona 2019-nCoV, dua orang di antaranya suami istri, salah satunya belum pernah ke pasar, dan tiga orang merupakan anggota satu keluarga yang bekerja di toko ikan. Korban jiwa mulai berjatuhan pada 9 Januari dan 16 Januari 2020.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X