Pintu Terakhir

- Selasa, 28 Januari 2020 | 16:19 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

MASIH sekitar kasus Coronavirus yang terjadi di Wuhan, Cina. Seorang dokter yang berada di garis depan melakukan pelayanan medis terhadap korban virus. Tepat hari ke sembilan setelah terjangkit virus, sang dokter meninggal dunia.

Salah satu perusahaan penerbangan nekat terbang ke Bandara Wuhan untuk membawa pulang penumpang. Karena bandara sudah dinyatakan tertutup untuk keberangkatan, maka pesawat itu pun pulang tanpa penumpang. 

Banyak yang mengkritik, sebab waktu menurunkan penumpang ada pintu yang terbuka. Udara Wuhan akan masuk ke badan pesawat. Udara itu pun terbawa hingga ke tanah air.

Di Indonesia juga terjadi kepanikan. Banyak yang meminta agar Indonesia menghentikan sementara kunjungan wisata asal Cina. Pada saat bersamaan, Gubernur Sumatera barat menyambut kedatangan 150 wisatawan asal Cina di tengah merebaknya virus Corona. Wisatawan ini akan menetap selama lima hari di Sumatera Barat.

Ada 19 pintu masuk di bandara yang melayani penerbangan langsung dari dan ke Cina. Di Kaltim tercatat Bandara Sepinggan dan Samarinda. Sedangkan di Kaltara, juga tercatat Bandara Juata Tarakan.

Pintu kedatangan itu yang kini menjadi perhatian. Sejumlah petugas kesehatan menurunkan perlengkapan lengkap, untuk mendeteksi satu persatu penumpang. Khususnya wisatawan asal Cina.

Lolos dari bandara itu, barulah menyeberang ke tujuan akhir sang wisatawan. Dan Berau termasuk salah satu pintu terakhir para wisatawan tersebut.

Beberapa waktu lalu, pernah ada rencana untuk membuka penerbangan langsung dari Guangzhou ke Bandara Kalimarau. Juga penerbangan langsung menuju Bandara Juata Tarakan. Beruntung rencana terbang ke Kalimarau dengan pesawat carter batal dilaksanakan.

Meski demikian, kedatangan wisatawan asal Cina terus mengalir. Sebagai pintu terakhir, wisatawan yang datang bisa jadi sudah dianggap steril. Karena telah menjalani pemeriksaan di beberapa bandara yang disinggahi, sebagai bandara transit.

Penerbangan Garuda yang mendarat di Bandara Kalimarau, kemarin (27/1), juga masih terlihat ada beberapa wisatawan asal Cina. Mereka dijemput travel dari resort tempatnya menginap selama di Pulau Derawan. Semua nampak biasa-biasa saja.

Sebagai pintu terakhir, hendaknya juga dilakukan pencermatan. Petugas kesehatan harusnya juga ada di lokasi. Di samping itu, petugas semua resort yang ada di pulau wisata hendaknya melaporkan berapa banyak wisatawan yang bermalam. Khususnya wisatawan asal Cina.

Ini penting. Wisatawan yang melalui Bandara Kalimarau masih bisa terdeteksi dengan baik. Tapi, siapa yang bisa mendeteksi, kalau wisatawan yang datang dari Bandara Juata Tarakan melanjutkan perjalanan langsung ke pulau dengan menggunakan perahu cepat.

Maka travel agen dan resort lah yang mengambil peran aktif. Kita tentu tak ingin ada wisatawan asal Cina (apalagi asal Wuhan) yang tiba lalu terdeteksi terjangkit virus Corona. Ini akan membuat ‘kiamat’ bagi kunjungan wisata ke Kabupaten Berau.

Kita tentu tahu dalam catatan kunjungan wisata di daerah bahkan secara nasional. Kunjungan wisatawan asal Cina menempati urutan teratas. Lalu disusul dari Eropa dan negara lainnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X