TANJUNG REDEB – Penjualan masker di Berau kian diminati masyarakat, seiring masih merebaknya virus korona di berbagai negara. Bahkan, stok beberapa masker dengan merek tertentu disebut mulai kosong.
Menurut Farmasi Manager Kimia Farma, Bayu Okta, penjualan masker saat ini cenderung meningkat hingga empat kali lipat akibat adanya isu virus korona. Hal ini ditambah dengan sempat tersiar kabar terdapat warga negara asing (WNA) yang terpapar virus asal Tiongkok itu di Berau.
“Sekarang banyak masker yang kehabisan stok akibat penjualan masker yang meningkat saat ini,” katanya kepada Berau Post, Minggu (9/2).
Efek dari kian banyaknya masyarakat yang membeli masker, harga masker pun mengalami kenaikan cukup signifikan. “Itu dipengaruhi distributor. Jadi kalau harga mereka naik, maka kami ikut naikkan juga. Tapi itu tak mempengaruhi jumlah pembeli," tuturnya.
Diketahui juga, harga masker N95 telah meroket di Kalimantan Timur khususnya di Berau. Kenaikan bahkan mencapai 500 Persen. Bila sebelumnya harga Rp 270 ribu sekotak kini menjadi Rp 1 juta.
Wabah virus corona membuat harga Alat Pelindung Diri (APD) yang biasa digunakan paramedis meroket. Hal itu dikemukakan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Samarinda, Sabilal Rasyad.
Seperti masker N95 yang diperuntukkan bagi petugas medis yang menangani suspek Virus Corona baik di ruang isolasi, atau saat melakukan pemeriksaan langsung dengan warga negara asing (WNA) asal virus tersebut.
"Kenaikannya baru-baru ini. Minggu kemarin beli masker N95 Rp270 ribu sekotak, sekarang sudah Rp1 juta ke atas. Berapa persen itu? Kami juga kaget," ucapnya.
Menurutnya, prinsip ekonomi berlaku, di mana semakin tinggi harga suatu barang, maka semakin sedikit jumlah barang yang diminta atau dijual. “Barang sedikit, yang butuh banyak, harga pasti naik. Bukan hanya naik, tapi barang susah dicari sekarang," tuturnya.
Pihaknya meminta Pemerintah Daerah (Pemda) memberikan perhatian terhadap kelangkaan APD N95 yang menyebabkan harganya kian meroket di pasar. Sementara kebutuhan APD tersebut dalam situasi saat ini bisa dikatakan tinggi. "Itu bukan wewenang kami, semoga Pemda bisa lihat situasi dan kondisi di lapangan. Kenapa sampai masker mahal seperti itu,"pungkasnya. (*aky/arp)