Musik Tradisi atau Musik Etnis

- Rabu, 19 Februari 2020 | 12:39 WIB
Oleh: Whansetiyawan S.Sn, M.Sn
Oleh: Whansetiyawan S.Sn, M.Sn

Menjelang perhelatan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang akan dilombakan di tiap kabupaten/kota di Indonesia, masing-masing sekolah mulai mempersiapkan siswa-siswinya untuk ikut berlomba dalam kegiatan tersebut.

Beberapa bidang seni yang dilombakan mencakup seni baca puisi, gitar solo, tari kreasi, teater monolog, vokal solo, seni cipta puisi, desain poster, film pendek, kriya, dan musik tradisi.

Di Berau sendiri, cabang lomba musik tradisi dan tari kreasi dapat dikatakan banyak peminatnya. Beberapa tahun belakangan, selalu ada perwakilan yang dikirimkan oleh sekolah-sekolah untuk mengikuti cabang lomba ini. Beberapa sekolah bahkan sampai membayar pelatih khusus untuk melatih siswanya bermusik dan tari kreasi ini.

Persoalannya tidak sekadar menang dan kalah. Beberapa tahun belakangan ini muncul pertanyaan-pertanyaan atas hasil yang menurut peserta kurang memuaskan. Pertanyaan yang muncul kebanyakan tentang batas-batas antara musik tradisi, musik etnis, musik kreasi, pun sama halnya dengan tari-tarian. Batas-batas ini menjadi penting, karena hal tersebut menjadi indikator dalam penilaian.

Masih abu-abunya batas antara musik tradisi, etnis, dan kreasi, tidak hanya terjadi di FLS2N. Dalam dunia seni-senian tradisi di Berau juga sering kabur tentang batas-batas itu.

Sebagai praktisi musik tradisi, tidak jarang juga penulis mendengar komentar tentang musik tradisi yang dimainkan, dikatakan tidak sesuai dengan tradisi yang asli.

Menurut penulis, hal itu perlu diluruskan. Agar seni-senian di Berau dapat berkembang lebih pesat dan tidak terjadi miskonsepsi antarpelaku seni, guru-guru, masyarakat, dan siapapun yang terkait langsung dengan musik tradisi.

Musik tradisi dalam bahasa Inggris atau ilmiahnya disebut dengan folk music. Sedangkan musik etnis merupakan sebuah genre musik dan disebut dengan world music. Tentu itu merupakan dua hal yang berbeda jika dilihat berdasarkan arti dan konteksnya. Tapi banyak seniman atau musisi yang masih menganggap hal itu adalah hal yang sama. Lantas di mana letak perbedaannya?

Musik tradisi adalah musik yang dilakukan secara turun-temurun dan terikat pada budaya atau upacara adat tertentu. Sedangkan musik etnis adalah musik yang berkembang pada suatu etnis tertentu, atau musik yang dimiliki oleh suatu etnis tertentu. Sebagai contoh musik tarbang atau rebbana. Musik tarbang dapat dikatakan sebagai musik tradisi ketika dimainkan dalam konteks budaya yang mengikatnya sebagai musik tarbang. Sebagai contoh: musik tarbang yang digunakan ketika naik ayun (betarbang), musik tarbang yang digunakan dalam mengiringi pengantin saat upacara pernikahan, musik tarbang yang digunakan untuk penampilan tari rudat, dan sebagainya. Dalam hal ini musik tarbang dapat dikatakan musik tradisi karena terikat dengan upacara dan adat tertentu yang sudah menjadi tradisi turun-temurun oleh masyarakat Berau. Sedangkan musik tarbang sebagai musik etnis ialah ketika musik itu dimainkan bukan pada konteks tradisi yang mengikatnya. Misalkan tarbang untuk komposisi musik, tarbang dalam acara pameran, tarbang dalam acara-acara kedaerahan, dan seterusnya.

Jadi yang membedakan antara musik tradisi dan musik etnis adalah adanya ruang budaya dan waktu yang berbeda. Musik tradisi yang dilepaskan dari konteks kebudayaannya menjadi musik etnis.

Dalam kasus musik tarbang ketika dimainkan dalam konteks upacara adat, musik ini menjadi musik tradisi, sedangkan ketika dimainkan dalam acara pertunjukan musik, musik ini menjadi musik etnis, yaitu musik etnis suku Banua.

Jadi, musik tradisi sudah pasti musik etnis, sedangkan musik etnis belum tentu musik tradisi. (*/udi)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB
X