TANJUNG REDEB – Serah terima dan pengukuhan Pengurus Kerukunan Keluarga Besar Tiwu Riwu Ngada-Nagekeo Kabupaten Berau periode 2020-2025 digelar di Aula Kelurahan Rinding, Teluk Bayur, Sabtu (22/2) malam.
Kegiatan masyarakat Nusa Tenggara Timur yang telah menjadi warga Bumi Batiwakkal ini dihadiri Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo, serta Ketua DPRD Berau Madri Pani.
Dalam kesempatan itu, Wabup Agus Tantomo, mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada keluarga besar Tiwu Riwu Ngada-Nagekeo Kabupaten Berau, yang telah menggelar kegiatan silaturahmi, sekaligus pengukuhan pengurus kerukunan.
Melalui organisasi ini diharapkannya dapat semakin mempererat dan memperkokoh kebersamaan dengan seluruh elemen masyarakat. Tidak hanya bagi keluarga besar Tiwu Riwu Ngada-Nagekeo, tapi juga dengan seluruh paguyuban yang ada di Bumi Batiwakkal.
Organisasi kemasyarakatan seperti paguyuban disampaikan Agus Tantomo memiliki peran penting dalam pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. Organisasi ini menjadi wadah saling berbagai dan membantu setiap keluarga besar, maupun bagi masyarakat luas pada umumnya.
Untuk itu Agus Tantomo mengajak seluruh masyarakat untuk terus bersama sama berkontribusi nyata membangun Kabupaten Berau. “Saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Tiwu Riwu Ngada-Nagekeo yang selama ini telah berperan serta dalam pembangunan Berau dan saya mengajak semua komponen terus bersama berkontribusi untuk Berau,” ungkapnya.
Keluarga besar Tiwu Riru Ngada-Nagekeo yang telah ada sejak lama tinggal dan hidup bersama di Bumi Batiwakkal adalah warga masyarakat Kabupaten Berau. Sehingga memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk bersama sama membangun daerah ini.
Hal ini juga telah ditunjukkan masyarakat keluarga besar Tiwu Riwu Ngada-Nagekeo dengan peran aktifnya dalam berbagai bidang pembangunan di Kabupaten Berau. Meskipun bukan berarti meninggalkan daerah asalnya, sehingga melalui organisasi paguyuban ini juga menjadi sarana untuk tetap melestarikan dan mengembangkan kebudayaan maupun tradisi dari daerah asal.
“Kita semua adalah warga masyarakat Kabupaten Berau, tapi bukan berarti meninggal daerah asal, sehingga melalui organisasi ini juga menjadi sarana untuk tetap melestarikan budaya dan tradisi dari daerah asal,” tandasnya. (hms4/sam)