Pasar Rakyat Terancam Mangkrak

- Rabu, 26 Februari 2020 | 10:01 WIB
PEDAGANG: Pasar Rakyat yang dibangun pemerintah untuk memindahkan aktivitas perdagangan di Pasar Senja Bangun.
PEDAGANG: Pasar Rakyat yang dibangun pemerintah untuk memindahkan aktivitas perdagangan di Pasar Senja Bangun.

SAMBALIUNG – Bangunan Pasar Rakyat Sei Bebanir Bangun, Kecamatan Sambaliung, sudah kokoh berdiri. Walau belum difungsikan, pasar yang dibangun untuk memindahkan aktivitas perdagangan di Pasar Senja Sei Bebanir Bangun tersebut, sudah terancam mangkarak.

Memang, instansi terkait dari Pemkab Berau belum mengarahkan para pedagang untuk menempati gedung pasar baru. Namun para pedagang Pasar Senja, mengaku enggan menempati bangunan baru tersebut. Sebab, ukuran lapak untuk tiap pedagang dianggap terlalu kecil. Hanya berukuran 1,5 x 1,5 meterpersegi. “Ukurannya tidak memadai, terlalu kecil,” ujar Dianto, salah seorang pedagang di Pasar Senja, yang ditemui Berau Post kemarin (25/2).

Hal itu juga diamini Kepala Pasar Senja Bangun yang juga Ketua RT 11, Sei Bebanir Bangun, Supriadi. Dijelaskannya, sebagian besar pedagang Pasar Senja memang menjajakan hasil pertaniannya langsung, dengan sistem semi grosir. Dan selama ini, ukuran lapak para pedagang yang sudah lebih besar dari ukuran lapak di gedung baru, masih dianggap sempit dan tak mampu menampung hasil pertanian masyarakat yang diperdagangkan. “Apalagi kalau ukurannya hanya 1,5 x 1,5 meterpersegi saja,” katanya.

Dijelaskannya, gedung baru Pasar Rakyat, memang lebih megah. Bangunannya juga bertingkat dengan lantai dasar untuk aktivitas perdagangan dan lantai dua untuk perkantoran. Namun jumlah lapak di gedung baru tersebut juga terbatas. Hanya sekitar 78 lapak saja, sementara jumlah pedagang di Pasar Senja sudah lebih dari 130 pedagang. “Itu juga yang menjadi alasan kenapa pedagang enggan pindah nantinya,” terangnya.

Selain itu, lanjut dia, fasilitas pendukung untuk operasional pasar juga belum ada. Seperti kondisi jalan menuju Pasar Rakyat yang banyak lubang karena belum beraspal, hingga tidak adanya lampu penerangan jalan umum (PJU) di sepanjang jalan menuju pasar. “Padahal rencananya, pasar beroperasi sejak pukul 15.00 sampai 22.00 Wita. Belum lagi kalau masuk musim hujan, pasti masyarakat akan malas ke pasar karena jalanya licin dan becek, apalagi memang lokasinya cukup jauh dari permukiman warga,” pungkas dia. (*/fzl/udi)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB

Usulkan Budi Daya Madu Kelulut dan Tata Boga

Selasa, 16 April 2024 | 09:02 WIB
X