TANJUNG REDEB – Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj, berkunjung ke Kabupaten Berau, sejak Selasa (25/2) hingga Rabu (26/2).
Dua hari di Bumi Batiwakkal, Ketua PBNU menghadiri serangkaian kegiatan. Turut serta Ketua Muslimat PBNU, Nurhayati Said Aqil, Ketua Harian Tahfidziyah PBNU, KH Robikin Emhas, Wakil Sekjen PBNU, Andi Najmi Fuaidi, Ketua Lembaga Pendidikan Maarief, KH Z Arifin Junaidi dan Sektor Universitas NU Kalimantan Timur, Farid Wadjdy. Rombongan Disambut Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo bersama Pengurus Cabang NU Berau, di Bandar Udara Kalimarau.
Setibanya di Kabupaten Berau, KH Said Aqil Siradj, menghadiri dan membuka langsung konferensi cabang Nahdatul Ulama Kabupaten Berau yang berlangsung di Hotel Grand Parama Tanjung Redeb.
Konferensi digelar dalam rangka musyawarah dan memilih Pengurus Cabang Nahdatul Ulama untuk periode lima tahun ke depan. Selanjutnya, Ketua PBNU meresmikan Madrasah Tsanawiyah Maarief Berau dan dilanjutkan melakukan penandatanganan prasasti meresmikan sekolah dasar Annisa Tanjung Redeb.
Didampingi Wakil Bupati Agus Tantomo, setelah menghadiri kegiatan di Kota Tanjung Redeb, KH Said Aqil Siradj beserta rombongan mengunjungi Pulau Maratua. Pulau wisata yang juga pulau terdepan di perairan Bumi Batiwakkal yang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan, tidak hanya Kaltim tapi juga nasional.
Di Maratua, KH Said Aqil Siradj memberikan ceramah pada Tabligh Akbar yang digelar di Masjid Baiturrahman Kampung Teluk Harapan, Kecamatan Maratua.
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo, yang turut menyambut dan mendampingi Ketua PBNU di Kabupaten Berau mengaku bangga karena Bumi Batiwakkal mendapat kunjungan dari pimpinan organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Beberapa pesan yang disampaikan Said Aqil Siradj selama mengisi kegiatan, mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu harmonis dan saling tolong menolong walaupun berbeda agama, suku dan lain lainnya.
Hal itu menurut Agus sangat penting, khususnya bagi masyarakat Kabupaten Berau yang selama ini telah hidup dengan rukun dalam keberagaman. Sehingga kerukunan ini tetap terus terjaga.
“Hal ini senada dengan apa yang menjadi pegangan saya selama ini, bagaimana menjaga kehidupan masyarakat dengan baik, karena ini yang menjadi modal dasar dalam mewujudkan pembangunan yang baik,” ungkapnya. (hms3/sam)