GUNUNG TABUR– Kepala Kampung Tasuk, Faridah menyebut saluran irigasi di kampungnya tidak berjalan maksimal. Hal ini berkaitan dengan panen petani di kampungnya, yang hanya terjadi setahun sekali.
Ia menjelaskan, normalnya para petani bisa memanen padinya lebih dari sekali dalam setahun. Namun itu tidak berlaku di Kampung Tasuk, Kecamatan Gunung Tabur. Sebab, para petani hanya mengandalikan air hujan untuk mengairi sawahnya.
“Karena terus terang saja, saluran irigasi yang dibangun untuk kampung Tasuk ini tidak maksimal. Pas musim panen kedua, terjadi saat musim kemarau jadi kekurangan air,” ujarnya kepada Berau Post beberapa waktu lalu.
Dalam pemanfaatan irigasi yang ada saat ini, disebut Faridah tidak semuanya dinikmati petani di Kampung Tasuk. Salah satu solusi yang diusulkan pihaknya adalah dengan membangun irigasi embun. Sayangnya, usulan tersebut masih belum terealisasi hingga saat ini.
Padahal, sudah sejak lama petani di kampungnya ingin ada pembukaan irigasi di lokasi Sungai Talau. Lokasinya berjarak tiga kilometer dari kampung. Hal itu mengingat Sungai Talau yang berada di dataran tinggi, dan dipastikan air mengalir langsung ke kampung.
“Ini juga yang selalu kami kejar dalam musrenbang (musyawarah rencana pembangunan) yang menjadi usulan prioritas kampung kami,” terangnya.
Lebih lanjut, dari informasi yang ia terima ada program dari Pemerintah Pusat yang berencana membangun irigasi di Sungai Talau. Hanya saja, sampai saat ini disebutnya belum ada kejelasan. (*oke/arp)