Provinsi Dinilai Kurang Perhatian Soal Pengembangan Wisata di Berau

- Kamis, 19 Maret 2020 | 16:08 WIB

TANJUNG REDEB – Pariwisata menjadi sektor andalan Kalimantan Timur (Kaltim) pasca-tambang. Bahkan, menurut Wakil Bupati Berau Agus Tantomo, destinasi wisata unggulan Kaltim terdapat di Kabupaten Berau.

Namun sayangnya, Agus menilai strategi pembangunan pariwisata di Kabupaten Berau tidak terlihat atau kurang perhatian. Dikatakan Agus, jika provinsi menganggap destinasi Berau sebagai wisata andalan, harusnya ada dukungan anggaran untuk infrastruktur. 

“Selain itu sudah seharusnya provinsi membentuk UPTD Pariwisata di Berau. Sehingga lebih memudahkan koordinasi untuk pengembangan wisata,” ujar Agus Tantomo, saat menggelar pertemuan dengan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni.

Wabup mengungkapkan, pengembangan sektor wisata harus didukung sarana dan prasarana yang memadai. Hal inilah yang ditekankan untuk menjadi perhatian. Terlebih Berau masuk destinasi wisata yang  banyak diminati wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. “Tapi kemajuan pariwisata di daerah tidak akan berhasil tanpa dukungan dan perhatian khusus dari pemerintah provinsi,” ujar Agus Tantomo.

Sementara itu, Kadis Pariwisata Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni menuturkan, pemerintah provinsi tidak tinggal diam terhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten Berau. Hanya saja, membangun pariwisata membutuhkan waktu cukup panjang. Satu periode bisa dibilang tidak cukup.

“Bisa dilihat pemprov menggelontorkan anggaran untuk kabupaten/kota, yang paling besar mengarah ke Berau. Karena kami paham, Berau adalah prioritas wisata,” jelas Sri Wahyuni, kepada Berau Post, beberapa waktu lalu.

“Jadi sebenarnya kalau dibilang kurang perhatian, kurang tepat juga. Tapi memang belum optimal,” lanjutnya.

Diakui Sri Wahyuni, sekarang ini Berau masuk dalam kawasan percepatan pengembangan wisata, khususnya Maratua dan Pulau Derawan. Namun kata dia, untuk Maratua masuk dalam kewenangan pusat. “Ada yang bilang karena kewenangan pusat, jadi harus menunggu. Tentu tidak bisa. Karena Maratua ada di depan mata,” jelasnya.

“Tugas kami adalah membangun sinergi. Jika memang kewengan pusat, tugas  provinsi mendorong agar percepatan wisman masuk lebih banyak. Tidak boleh diam menunggu,” bebernya.

Lebih lanjut, Sri Wahyuni mengungkapkan, perhatian provinsi untuk Berau tidak main-main. Bahkan di 2020 ini, akan dibuat penataan investasi untuk kawasan Kaniungan dan sekitarnya. Di depan Kaniungan, terdapat Teluk Sumbang yang rencananya akan dibangun profil untuk investasi pariwisata. “Ini dapat dukungan dari Kementerian Pariwisata. Sehingga untuk Maratua dan Kaniungan akan menjadi perhatian khusus,” katanya.

Maratua dan Kaniungan, lanjut Sri, juga masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) dalam ring satu. Dispar provinsi ingin mengajak investor pariwisata masuk ke Berau. “Ketika investor masuk, tentu dukungan akan mengalir,” ujarnya.

Ia tidak menampik apa yang disampaikan oleh wabup Berau memang benar. Namun tidak mudah mengubah pariwisata ini. Perubahan pasti ada namun secara perlahan. Termasuk sumber daya manusia (SDM) pariwisata, tentu menjadi tantangan tersendiri. Pengembangan wisata tidak bisa meninggalkan SDM. “Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam mendukung perkembangan suatu kawasan,” pungkas Sri Wahyuni. (*/hmd/har)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X