TANJUNG REDEB – Wabah virus corona yang terus berkembang tak hanya merugikan dari segi aspek kesehatan, melainkan juga perekonomian. Di Berau, bisnis perhotelan cukup merasakan imbas virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok itu.
Bahkan, tingkat hunian kamar atau okupansi hotel dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan sangat signifikan, mencapai 50 sampai 70 persen. Misalnya, di Falmy Exclusive dan Grand Parama Hotel.
Human Resources Development (HRD) Hotel Falmy Exclusive, Tini menerangkan, penurunan okupansi hotel ini merupakan imbas dari berbagai daerah yang telah melakukan lockdown. “Makanya penurunan omzet kami 60 sampai 70 persen,” katanya.
Tak hanya itu, penurunan omzet juga terjadi pada bagian restoran hotelnya. Semua event yang sejatinya akan segera digelar, tiba-tiba harus di pending akibat masih merebaknya virus itu di Indonesia. “Jadi hampir semua event yang sudah deal meminta di pending karena dampak virus corona ini,” keluhnya.
Hal serupa juga turut dirasakan General Manager Grand Parama Hotel, Dede Anugrah yang menyebut efek dari virus corona mulai dirasakan pihaknya dalam sepekan terakhir. “Baru di minggu-minggu ini saja hotel kami mengalami penurunan, sejak adanya imbauan dari Presiden untuk mengurangi aktivitas di luar rumah,” tuturnya.
Ia menghitung, penurunan yang dialami hotelnya dalam sepekan terakhir berkisar 20 persen. Karena penurunan okupansi hotel serta penundaan acara yang di pending. “Omzet kami menurun tidak terlalu signifikan. Tetapi tidak bisa bohong juga memang penurunannya karena imbas virus corona,” imbuhnya. (*aky/arp)