Disperindagkop Janji Lakukan Pengawasan

- Minggu, 29 Maret 2020 | 19:26 WIB
DIAWASI: Disperindagkop berjanji akan mengawasi ketersediaan barang agar tidak ada aktivitas penimbunan yang dapat mengakibatkan terjadinya lonjakan harga di tengah teror virus Corona saat ini.
DIAWASI: Disperindagkop berjanji akan mengawasi ketersediaan barang agar tidak ada aktivitas penimbunan yang dapat mengakibatkan terjadinya lonjakan harga di tengah teror virus Corona saat ini.

TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Berau Wiyati, akui adanya ancaman kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok di tengah teror virus Corona saat ini.

Kenaikan itu katanya dapat terjadi akibat banyaknya masyarakat yang membeli barang untuk dijadikan stok dalam beberapa bulan ke depan. Ditambah, pemerintah pusat juga menghentikan sementara impor sejumlah barang.

Namun dipastikan Wiyati, pihaknya akan melakukan pengawasan, mencegah adanya upaya pembelian besar-besaran yang dapat menimbulkan kelangkaan, termasuk halnya memastikan agen tidak melakukan penimbunan barang.

“Kami akan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk melakukan tindakan jika ada yang seperti itu, karena hal itu sudah melanggar hukum,” ujarnya.

Diingatkannya juga, walaupun kondisi barang mulai langka bukan berarti setiap pedagang dapat menaikkan harga jualnya menjadi lebih tinggi sesuka hati, tapi tetap mengikuti ketentuan pemerintah yang telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Jika ada pedagang yang didapati menjual barang melewati HET akan kami tindaklanjuti. Untuk barang yang tidak memiiliki HET seperti jahe, ikan, kunyit dan beberapa barang lainnya kami imbau para agen maupun pedagang tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menaikkan harganya menjadi lebih tinggi,” imbau Wiyati.

Untuk diketahui, kenaikan harga sejumlah sembako sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir, termasuk pada gula pasir. Yang pada umumnya hanya dihargai Rp 14 ribu kini sudah menjadi Rp 18 ribu per kilogramnya.

Kata salah seorang pedagang di Pasar Sanggam Adji Dilayas, Rasid, kenaikan harga gula itu karena persediannya yang mulai langka. Bahkan katanya, persediaan di Badan Urusan Logistik (Bulog) Berau juga sudah kosong.

“Sebelumnya harga per karung ukuran 50 Kilogram itu seharga Rp 820 ribu, sekarang Rp 850 ribu jadi saat diecer juga dinaikkan harganya supaya dapat untung,” katanya di temui awak Berau Post belum lama ini.

Kenaikan harga gula menurutnya tidak hanya akan berhenti di angka Rp 18 ribu saja, tapi akan terus mengalami kenaikan jika melihat kondisi saat ini. “Parahnya juga, sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan, pasti harga gula pasir ini akan naik lagi. Apalagi gula pasir kan salah satu bahan pokok yang cepat habis karena banyak digunakan masyarakat,” pungkasnya. (*/fzl/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Warga Kuaro Terima 523 Sertifikat Program PTSL

Sabtu, 27 April 2024 | 11:30 WIB

Dishub PPU Desak Pemprov Bangun Terminal Tipe B

Sabtu, 27 April 2024 | 10:30 WIB

DPRD Berau Soroti Ketahanan Pangan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:57 WIB

Kampus dan Godaan Rangkap Jabatan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:44 WIB

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB
X